Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Sebut Bisnis Makanan Halal Menjanjikan Saat Pandemi

Kompas.com - 25/07/2021, 11:24 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Editor

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia menilai bisnis makanan halal (halal food) menjadi peluang bisnis di tengah pandemi Covid-19 yang cukup menjanjikan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Selatan Hari Widodo mengatakan, Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia sejauh ini belum menggarap potensi ini secara maksimal.

“Saat ini, Indonesia memang menjadi pusat Industri halal, tapi dalam posisi sebagai konsumen. Justru negara nonmuslim masih menjadi penyuplai utama,” kata Hari di Palembang, dikutip dari Antara, Minggu (25/7/2021).

Baca juga: Berikut Biaya Sertifikat Halal dan Cara Mendapatkannya

Peringkat pertama eksportir produk halal yakni Brazil, dengan 16,2 miliar dolar AS, diikuti India dengan nilai ekspor 14,4 miliar dolar AS.

Selain itu, Indonesia juga menjadi konsumen produk halal peringkat pertama sebesar 114 miliar dolar AS.

Untuk memperluas halal food ini, kata Hari, para pemangku kepentingan perlu menelisik potensi ini dari sisi hulu hingga hilir.

Saat ini, makanan halal telah menjadi kebutuhan masyarakat, bahkan telah menjadi gaya hidup masyarakat dunia.

Tak hanya penduduk muslim, masyarakat nonmuslim pun telah menjadi konsumen industri makanan halal.

Baca juga: Gelar Kongres Halal Internasional 2022, Babel Siapkan 6 Sektor Unggulan

Di mata global, makanan halal dianggap memenuhi standar mutu, kebersihan, dan keamanan.

Konsumsi produk halal per tahun juga terus mengalami lonjakan lantaran populasi masyarakat bertambah dan pendapatan domestik produk atau PDB kian tumbuh.

Namun, agar produk makanan halal dalam negeri ini bisa diserap pasar dunia maka perlu ada kepastian untuk legalitasnya.

“Jika ini dilihat sebagai suatu kebutuhan maka akan dilihat mulai dari rantainya, tentunya konsumen akan melihat ada tidak sertifikat halalnya,” kata Hari.

Oleh karena itu, lembaga legal penyedia sertifikat halal juga harus dilibatkan dalam upaya ini.

Baca juga: Cara dan Rincian Biaya Sertifikasi Halal 2021

Dengan begitu, pasar halal food Indonesia dapat diperluas ke berbagai negara.

Saat ini , Indonesia sudah mengekspor produk halal seperti makanan dan minuman, obat-obatan dan kosmetik, dan fesyen.

“Di tengah pandemi ini, halal food ini menjadi peluang yang sangat menjanjikan, yang masuk dalam tiga strategi BI untuk memacu ekonomi tetap on the track yakni UMKM, digitalisasi ekonomi dan ekonomi syariah,” kata Hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com