Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pengetatan Kebijakan, Harta Miliarder China Merosot Rp 197,2 Triliun

Kompas.com - 28/07/2021, 16:21 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Sumber Forbes


BEIJING, KOMPAS.com - Miliarder China yang sumber kekayaannya berasal dari bisnis internet mengalami kerugian terbesar di dalam daftar orang terkaya di dunia pada Senin (27/7/2021) waktu setempat.

Dilansir dari Forbes, harta Pendiri Meiruan Wang Xing, Chief Executive NetEase Williang Ding, Pendiri Pinduoduo Colin Zheng Huang, serta Chairman Tencent Pony Ma secara akumulatif merosot 13,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 197,2 triliun (kurs Rp 14.500) hanya dalam waktu sehari.

Hal tersebut disebabkan oleh kebijakan pemerintah China yang kian memperketat aturan terkait perusahaan teknologi dan meningkatkan kekhawatiran investor sehingga membuat mereka melakukan aksi jual saham.

Forbes mencatat, koreksi nilai kekayaan miliarder China tersebut terjadi seiring dengan aksi jual saham perusahaan pendidikan dan teknologi yang menyebar ke sektor lain. Di sisi lain, investor juga terus melakukan perhitungan mengenai perusahaan berikutnya yang bakal terdampak kebijakan pemerintah.

Baca juga: Intip Kekayaan 7 Miliarder China Berusia di Bawah 40 Tahun

"Hal ini merupakan keberlanjutan dari kebijakan sebelumnya mengenai anti monopoli untuk menghentikan ekspansi modal yang tak merata," jelas Direktur bank investasi Chanson and Co Shen Meng.

"China juga ingin mengurangi ketidakpuasan di antara berbagai faksi masyarakat, dan mengurangi tekanan secara keseluruhan," jelas dia.

Sebagai contoh, saat ini regulator tengah berupaya untuk mengadopsi aturan untuk melindungi kurir pengantar makanan. Hal tersebut untuk menindaklanjuti laporan masyarakat mengenai jam kerja yang panjang serta kondisi kerja yang berbahaya.

Aturan tersebut nantinya bakal membuat pihak perusahaan harus membayar asuransi bagi para kurir dan memastikan mereka bisa mendapatkan upah di atas upah minimum.

Baca juga: Ini Tips Jadi Kaya ala Miliarder Warren Buffet

Pengumuman mengenai aturan baru tersebut membuat harga saham perusahaan pengiriman makanan Meituan, yang juga sudah menjadi obyek kebijakan anti monopoli, merosot hingga 10 persen, setelah sehari sebelumnya sudah sempat terkoreksi hingga 14 persen.

Di sisi lain, pemerintah China juga memperketat aturan dan melarang perusahaan bimbingan belajar yang ingin mengajarkan silabus sekolah untuk beroperasi dan mendaftar sebagai nirlaba.

Selain itu, perusahaan bimbingan belajar juga diminta berhenti menawarkan kursus selama akhir pekan dan selama liburan sekolah. Perusahaan juga dilarang go public atau menambah modal.

Hal tersebut menyebabkan saham dari anak usaha NetEase Youdao, yang terdaftar di bursa saham New York kehilangan lebih dari 60 persen dari nilai pasarnya.

Baca juga: Para Miliarder Baru Pendiri Start Up Digital...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com