Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Digigit, Apakah Medali Emas Olimpiade Berbahan Emas Murni?

Kompas.com - 30/07/2021, 11:33 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat seorang atlet pemenang memegang dan menggigit medali emas Olimpiade bisa dibilang adalah pemandangan yang sangat lazim. Pose menggigit emas di atas podium seolah jadi tradisi mengakar.

Medali emas Olimpiade memang menjadi buruan setiap atlet, termasuk di ajang Olimpiade Tokyo 2020 yang tengah berlangsung. Mencapai puncak podium dan meraih gelar untuk disebut juara, menjadi momen emas bagi setiap atlet.

Lalu apakah emas bagi sang juara Olimpiade dibuat dari emas murni?

Dikutip dari Eurosport, Jumat (30/7/2021), medali emas dalam gelaran Olimpiade tidak dibuat dari emas murni atau emas 24 karat. Kadar emas di dalamnya bahkan jauh lebih kecil dibandingkan kandungan logam perak.

Baca juga: Alasan Bisnis di Balik Pemilihan Nama Olimpiade Tokyo 2020, Bukan 2021

Komite Olimpiade Internasional (IOC) sendiri memiliki standar resmi dalam pembuatan medali emas yang diberikan untuk para atlet yang meraih podium teratas di Olimpiade.

Menurut standar resmi IOC, medali emas setidaknya mengandung minimal 6 gram emas dan setidaknya 92,5 persen berupa perak. Emas murni dipakai terutama sebagai bahan pelapis perak bagian luar.

Sementara untuk medali juara kedua atau medali perak, seluruhnya dibuat dari perak atau kandungan peraknya 100 persen.

Sedangkan untuk medali perunggu, standarnya adalah kuningan merah yang terdiri dari 95 persen tembaga dan 5 persen seng.

Baca juga: Cara Mengetahui Kandungan Kemurnian Emas dari Jumlah Karatnya

Medali emas Olimpiade Tokyo 2020 memiliki berat sekitar 556 gram, perak seberat 550 gram, dan perunggu seberat 450 gram.

Harga medali emas Olimpiade

Sementara itu dilansir dari WTSP, jika mengacu pada harga logam mulia, harga medali emas Olimpiade adalah sebesar 810 dollar AS atau sekitar Rp 11,71 juta (kurs Rp 14.600).

Harga emas Olimpiade ini didasarkan atas perhitungan harga emas terbaru sebesar 1.831 dollar AS per ons, dan perak seharga 25,78 dollar AS per ons.

Dengan begitu, jika dihitung dari harga kandungan logam mulia, harga medali emas Olimpiade masih lebih murah dibandingkan jam tangan Rolex termurah atau MacBook Pro.

Baca juga: Sering Salah Kaprah, Ini Perbedaan Intan dan Berlian

Namun demikian, harga medali emas Olimpiade tentu bisa saja lebih mahal apabila dinilai selain dari nilai intrinsiknya. Terutama apabila dijual kepada kolektor. 

Nilai medali emas jauh lebih kecil dibandingkan hadiah uang tunai yang didapatkan atlet. Komite Olimpiade menyediakan hadiah uang tunai sebesar 37.500 dollar AS untuk setiap medali emas.

Sementara atlet yang merai medali perak berhak mendapatkan hadiah uang tunai sebesar 22.500 dollar AS, dan peraih perunggu sebesar 15.000 dollar AS.

Jumlah itu merupakan hadiah yang diraih atlet dari IOC. Atlet masih bisa mendapatkan bonus dari negara pengirim yang nilainya bisa jauh lebih besar.

Baca juga: Apa Itu Emas UBS?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com