Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
E-COMMERCE

Berawal dari Hobi, Bisnis Kuliner Jajanan Tradisional Jabar Ini Sukses Mengudara Online di Seluruh Indonesia

Kompas.com - 31/07/2021, 18:03 WIB
Dwi NH,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Peluang usaha bisa datang dengan berbagai cara, termasuk dari kegemaran. Banyak pengusaha sukses yang memulai bisnis dari sebuah hobi. Salah satunya adalah pemilik Kylafood, Galih Ruslan. 

Kylafood merupakan unit usaha makanan tradisional Jawa Barat (Jabar) yang berlokasi di Bandung.

Sebelumnya, Galih tidak pernah menyangka jika hobi mencicipi ragam kuliner jajanan tradisional pinggir jalan bersama sang istri menjadi ladang cuan bagi keluarganya.

Setiap momen wisata kuliner sederhana itu sering ia unggah melalui media sosial (medsos). Unggahan tersebut pun mengundang banyak pertanyaan dari teman dan keluarganya tentang tempat makan yang ia sambangi.

Baca juga: Itinerary Jalan-jalan Sehari di Sentul, Wisata Kuliner dan Kemah

Akhirnya, Galih tebersit ide untuk mendirikan Shakyla Foodstore atau Kylafood pada 2017.

Kylafood merupakan produk jajanan khas Jabar yang dikemas secara praktis. Dengan begitu, jajanan ini dapat dinikmati dengan mudah oleh siapa pun.

“Sebuah perjalanan panjang hingga kami bisa sampai di titik ini. Sejak hadir di tengah masyarakat, kami berupaya mengenalkan jajanan khas Jabar secara instan,” ujar Galih dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (31/7/2021).

Hal tersebut, kata dia, berasal dari keyakinannya bahwa makanan ataupun jajanan tradisional merupakan bagian dari budaya yang penting untuk dilestarikan.

Baca juga: Serabi di Jalur Kuningan-Cirebon, Jajanan Tradisional Masih Pakai Kayu Bakar

Galih menjelaskan, Kylafood mengawali bisnis berjualan di area kosong dalam garasi rumahnya bersama lima orang karyawan.

Untuk strategi pemasaran, ia hanya mengandalkan medsos dengan sistem pemesanan menggunakan fitur chat.

Saat memulai bisnis pada 2017, Galih mengakui bahwa persaingan dalam industri pangan, khususnya jajanan seblak dan batagor instan, masih sedikit.

“Sekarang, dengan adanya perkembangan tren, khususnya dalam penjualan jajanan tradisional instan, membuat persaingan semakin ketat,” ucapnya.

Baca juga: 10 Jajanan Tradisional Khas Jawa Tengah, Ada Roti Ganjel Rel dan Leker

Di tengah persaingan yang ketat, Kylafood akhirnya menambah varian produk, mulai dari seblak, cireng bumbu rujak, batagor, mie kocok, cimol, mie tektek, hingga baso aci.

Berupaya menjaga kualitas produksi dan SDM

Tak hanya memproduksi banyak varian produk, Kylafood juga terus berupaya menjaga kualitas produksi dan semangat usaha.

Untuk menjaga kualitas produksi, Kylafood menggunakan 100 persen bahan baku lokal yang sebagian langsung didapatkan dari petani di daerah Subang, Jabar.

Pemanfaatan bahan baku lokal, kata Galih, bertujuan untuk menciptakan peluang kerja bagi masyarakat.

Baca juga: 5 Peluang Kerja Lulusan Hubungan Internasional

Hal tersebut sejalan dengan visi Kylafood untuk menjadi bagian dari pengembangan dan kemajuan perekonomian Indonesia.

“Dengan memproduksi dan membeli bahan baku lokal, Kylafood ikut serta membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat dan secara langsung berkontribusi dalam memberdayakan petani,” ujar Galih.

Ia menilai, tidak ada tantangan yang sulit bagi industri makanan untuk menggunakan bahan baku lokal.

Bahkan, dengan penggunaan bahan baku lokal dapat menambah citarasa dari produk yang notabene adalah produk makanan tradisional asli Indonesia.

Baca juga: Daftar Makanan Tradisional di Indonesia

Kylafood sendiri juga memastikan produknya dibuat dari bahan baku terbaik yang diolah dan diproses dengan mengutamakan kebersihan (hygiene) dan sanitasi.

Terbukti, bisnis makanan tersebut masih mampu menjadi market leader dalam kategori jajanan tradisional instan hingga saat ini.

Menurut Galih, berbisnis di industri pangan dan memproduksi semua jajanan secara lokal memiliki tantangan sendiri, khususnya dalam menjaga konsistensi kualitas.

Pasalnya, menjaga kualitas merupakan salah satu dasar untuk terus mempertahankan perkembangan bisnis.

Baca juga: Peringati Hari Kebangkitan Nasional, ShopeePay Dorong Perkembangan Bisnis Anak Muda

Galih percaya, salah satu faktor untuk mendapatkan kualitas terbaik bergantung dengan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki.

Untuk itu, ia juga memulai pelatihan hingga implementasi standar operasional prosedur (SOP) sebagai salah satu hal penting dalam berbisnis.

Beberapa pelatihan yang dia berikan untuk karyawannya, antara lain mengenai kualitas produk, proses produksi, hingga kebersihan produk.

Hingga saat ini, Galih mengaku, Kylafood telah berkembang dan memiliki lebih dari 30 karyawan.

Baca juga: Laporan PBB: Dunia Kehilangan 255 Juta Lapangan Pekerjaan pada 2020

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com