Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Kemendag, Ini Keuntungan Kesepakatan Pengunaan Mata Uang Lokal untuk Ekspor Impor

Kompas.com - 05/08/2021, 15:11 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Bank Indonesia (BI) telah menyepakati kesepakatan untuk menggunakan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS) dalam transaksi perdagangan maupun investasi dengan China.

Selain dengan China, Indonesia juga menyepakati kerangka kerja LCS negara lainnya, seperti Jepang, Malaysia, dan Thailand.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kementerian Perdagangan Kasan mengungkapkan, implementasi LCS ini memiliki sejumlah manfaat baik bagi eksportir maupun importir.

Baca juga: Ini Waktu yang Tepat untuk Mempertimbangkan Ekspor

“Hal ini tentunya baik bagi eksportir maupun importir, karena dapat memperoleh financing dalam mata uang lokal yang menjadi mitra dagangnya. Misalkan, para eksportir atau importir bisa membuka rekening mata uang lokal di negara mitra dagangnya,” kata Kasan secara virtual, Kamis (4/8/2021).

Dia juga mengatakan, manfaat lain bagi eksportir juga berkaitan dengan investasi portofolio dalam mata uang lokal negara yang menjadi mitra dagangnya.

Kasan bilang, alasan menjalin kesepakatan dengan China terkait dengan LCS, karena negeri Tirai Bambu itu merupakan negara dengan tujuan ekspor terbesar, dengan pangsa pasar yang luas. Di sisi lain, impor China juga cukup besar.

“Sejak 5-10 tahun terakhir volume perdagangan kita dengan China terus mengalami peningkatan dari sisi ekspor. China menjadi negara nomor satu tujuan ekspor Indonesia, sekaligus negara asal impor untuk bahan baku yang dibutuhkan oleh industri di Indonesia,” ujar dia.

Kasan menjelaskan,  transaksi ekspor dan impor Indonesia dengan China meningkat cukup tinggi pada 2020.

Dari catatan Kemendag, transaksinya mencapai Rp 71,4 miliar dollar AS, meskipun tahun lalu Indonesia mengalami defisit. Namun, nilai defisit itu turun setengahnya dari tahun 2019 atau sebelum Covid-19.

“Catatan yang kita miliki tahun 2019 yang lalu kita defisint dengan China hampir Rp 17 miliar, lalu di tahun 2020 defisit kita dengan China menyusut tinffal Rp 7,8 miliar. Tahun ini tentu kita lihat juga bahkan di semester pertama ini sudah mencatatkan transaksi Rp 50 miliar, artinya bisnis sudah naik dibanding tahun 2020,” tambah dia.

Adapun beberapa tujuan kejrasama LCS ini, seperti mengurangi ketergantungan terhadap dollar AS sebagai penyelesaian transaksi perdagangan, efisiensi biaya transaksi, dan diversifikasi eksposur mata uang.

“Ada juga tujuan lain, seperti pengembangan dan pendalaman pasar uang di luar dollar AS yang selama ini menjadi mata uang yang kontribusi dan komposisinya dalam pencatatan neraca pembayaran yang dilakukan BI, itu sangat besar porsinya,” tegas dia.

Baca juga: Istana Diminta Turun Tangan Atasi Hambatan Ekspor Sarang Walet ke China


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com