Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Inovasi Misugaru dan Waroeng Steak & Shake Menghadapi Pandemi

Kompas.com - 14/08/2021, 12:14 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pelaku UMKM saat ini dituntut untuk bisa lebih berinovasi agar bisa bertahan, bangkit, dan pulih kembali dari terjangan bagai pandemi Covid-19.

Berbagai inovasi dilakukan para pelaku UMKM untuk bertahan dan terus berkembang di tengah pandemi ini.

Seperti cerita Arya Putra, pengusaha UMKM asal Surabaya yang berinovasi untuk berbisnis Misugaru di Indonesia.

Misugaru adalah minuman menyehatkan yang terbuat dari berbagai biji-bijian yang juga cukup terkenal di Korea. Minuman tradisional ini terbuat dari tepung biji-bijian seperti quinoa, beras merah, beras hitam, biji kedelai, biji wijen, dan lainnya.

Baca juga: Bermodal Rp 200.000, Pria Ini Raup Omzet Jutaan per Minggu dari Jualan Keripik Pisang

Tak hanya sehat, minuman ini juga mengenyangkan sehingga sering menjadi teman untuk diet.

Popularitas Misugaru di Indonesia memang belum seperti bobba, thai tea, iced coffee, dan lainnya. Hal inilah yang kemudian membuat Arya Putra, pengusaha UMKM asal Surabaya berinovasi untuk berbisnis Misugaru di Indonesia.

"Saya punya impian mau buka bisnis minuman, tadinya mau kopi, cuma udah banyak yang jual. Terus mikir di masa pandemi kalau buka stand biaya operasional tinggi dan sulit, modalnya juga besar. Akhirnya dapat chance waktu itu saya dapet dari Spencer buka peluang bisnis Misugaru," ujar Arya Putra dalam diskusi webinar Kembangkan Bisnis Kulinermu yang digelar Kraft Heinz Food Service baru-baru ini.

Setelah mendapat bahan dari temannya, akhirnya Arya berhasil mendapatkan lisensi usahanya yang kemudian dia melakukan kerja sama dengan berbagai komunitas.

"Misugaru ini kan belum banyak yang jual di Indonesia. Jadi, saya lihat peluangnya masih besar banget," ungkap Arya Putra.

Memulai bisnis di masa pandemi tentunya tak mudah bagi Arya. Terlebih Arya belum memiliki pengalaman sebagai pengusaha.

Meski telah mendapatkan tawaran pekerjaan, Arya mengaku tetap memilih jalan sebagai pengusaha.

"Saya masih kerja waktu sebelum pandemi sebagai seorang konsultan. Saya sekarang juga masih konsultan, tapi bukan kerja di bawah orang. Gara-gara pandemi, planning saya hancur karena maunya kan kerja dulu, baru usaha. Saya memutuskan untuk keluar memang ingin cari kerjaan lain, tapi ternyata ada pandemi, dan cari pekerjaan nggak gampang," ucapnya.

Memilih jalan sebagai pengusaha tentu banyak dihadapi dengan berbagai tantangan. Untuk itu, Arya terus berupaya untuk mengembangkan bisnisnya.

Soal rencana bisnis ke depan, Arya mengatakan, dirinya akan meningkatkan promosi Minhodrinks, nama brandnya, agar lebih terkenal di masyarakat. Apalagi saat ini media sosial sudah banyak dimiliki oleh banyak orang.

"Kalau untuk rencana sudah banyak, tapi kita lihat yang paling possible yang mana. Apakah bisnis minuman ini akan kami kembangan untuk jadi franchise atau bikin pabrik sehingga bisa produksi massal. Tapi, untuk sekarang masih lebih ke pemasaran dengan memanfaatkan media sosial agar lebih banyak yang kenal," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com