Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rilis Neraca Dagang Diproyeksikan Dorong Penguatan IHSG Hari Ini

Kompas.com - 19/08/2021, 08:29 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan menguat pada Kamis (19/3/2021).

Sebelumnya, IHSG ditutup positif di level 6.118,15, dengan net foreign buy sebesar Rp 873,2 miliar di seluruh pasar, sedangkan di pasar reguler tercatat Rp 1,12 triliun.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengungkapkan, saat ini AS sedang dalam fokus pemulihan ekonomi yang lebih kuat. Namun, ada ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan yang membuat inflasi mengalami kenaikkan.

Baca juga: IHSG Ditutup Naik Tembus Level 6.100, Asing Borong Saham BBCA

Sementara dari domestik, rilis neraca perdagangan pada bulan Juli yang mencatatkan surplus sebesar 2,59 miliar dollar AS atau lebih tinggi dari periode Juni 1,32 miliar dollar AS turut mengiringi optimisme dari pelaku pasar.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat terbatas dan ditradingkan pada level 6.040 – 6.222. Namun risalah The Fed hari ini mungkin membelokkan penguatan tersebut menjadi pelemahan. Hati hati dan cermati setiap situasi dan kondisi yang terjadi,” ujar Nico.

Hal senada juga disampaikan Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper. Ia menilai, secara teknikal candlsestick indeks membentuk doji setelah tertahan di moving average 50. Investor juga masih akan berfokus pada kasus baru harian Covid-19 dari dalam negeri.

“IHSG diprediksi menguat. Investor juga akan mengantisipasi rilis suku bunga 7days repo rate oleh Bank Indonesia dan kebijakan ekonomi kedepannya. Sehingga hari ini IHSG berpeluang bergerak pada resisten 6.194 hingga 6.156 dan support di 6.060 hingga 6.002,” ujar Dennies.

Berbeda dengan Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi yang mengatakan, secara teknikal pergerakan IHSG terkonsolidasi dan mencoba bertahan pada trend bullish jangka panjang dan Moving Average 50 hari serta 20 hari.

Baca juga: Apa Itu Cut Loss Saham? Berikut Pengertian dan Contohnya

Chart pattern berpotensi membentuk pola head and shoulders yang dikonfirmasi apabila IHSG break out level support MA50 sebagai neckline. Indikator stochastic dan RSI bergerak terkonsolidasi pada area middle oscillator.

“Indikator MACD bergerak mendatar dengan histogram yang menguat. Sehingga secara teknikal pergerakan IHSG masih akan tertahan dan berpotensi melemah menguji kembali level support MA20 dan MA50 dengan rentang pergerakan 6.068-6.179,” kata Lanjar dalam rekomendasinya.

Sementara itu, Bursa Asia berpotensi melemah diperdagangan hari ini setelah adanya penurunan pada mayoritas indeks saham di Wallstreet yang dipicu oleh risalah the Fed yang mengindikasikan memulai mengurangi stimulus mulai akhir tahun 2021.

Sebagian besar pejabat Fed mayoritas setuju untuk bisa mulai memperlambat laju pembelian obligasi akhir tahun ini mengingat kemajuan yang dicapai pada data inflasi dan pekerjaan. Dari dalam negeri investor akan hasil keputusan bank Indonesia dan prospek kebijakan moneter kedepan pasca arah the Fed dalam pengurangan stimulus mulai terang.

“Sehingga secara sentimen IHSG berpotensi tertekan pada perdagangan hari ini,” jelas dia.

 

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com