Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan OJK Naikkan Modal Inti Bank Baru Jadi Rp 10 Triliun

Kompas.com - 23/08/2021, 16:00 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meningkatkan syarat modal inti bagi pendirian bank berbadan hukum Indonesia (BHI) baru menjadi Rp 10 triliun, dari sebelumnya Rp 3 triliun.

Ketentuan tersebut tertuang dalam Peraturan OJK Nomor 12 tahun 2021 tentang Bank Umum yang baru saja terbit akhir pekan lalu.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan, ketentuan tersebut diambil mengingat aturan mengenai modal pendirian bank BHI sebesar Rp 3 triliun telah berlaku sejak tahun 2000 dan dinilai sudah tidak relevan lagi.

Baca juga: Aturan Segera Terbit, Simak Posisi Modal Inti Bank Digital Per Juni 2021

"(Ketentuan) modal pendirian bank baru itu sudah berapa lama. Dengan perkembangan ekonomi kita, dan terus ditambah dengan perubahan landscape, peruahan perilaku nasabah, inflasi kita sudah berapa persen," tutur Heru dalam diskusi virtual, Senin (23/8/2021).

Ia pun menjelaskan, aturan tersebut hanya berlaku untuk bank BHI yang baru akan meluncur setelah POJK Nomor 12 tahun 2021 berlaku. Dengan demikian, aturan tidak berlaku bagi bank yang sudah beroperasi atau eksisting.

Oleh karenanya, bank eksisting disebut tidak perlu meningkatkan modalnya menjadi Rp 10 triliun.

Selain itu, aturan mengenai modal inti Rp 10 triliun juga tidak berlaku untuk pendirian bank perantara dan bank hasil penggabungan, peleburan, pengambilalihan, integrasi, dan konversi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai penggabungan, peleburan, pengambilalihan, integrasi, dan konversi bank umum.

Baca juga: Bank QNB Penuhi Kewajiban Modal Inti Rp 3 Triliun Lebih Cepat

Berdasarkan hasil penelitian OJK, bank dapat beroperasi secara efisien, menghasilkan laba, serta memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional jika modal inti yang dimiliki berada pada rentang Rp 10 triliun.

Sementara bank dengan modal sekitar Rp 3 triliun dinilai baru bisa sekedar menghasilkan laba namun belum berkontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

"Memang perkembangan perbankan kita, memang membutuhkan seperti itu, supaya bank bisa berkontribusi memberikan laba dan segala macam," ucap Heru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com