Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Kayu Terhenti, TIRT Pastikan Stok Penjualan Cukup di Masa Pandemi

Kompas.com - 24/08/2021, 18:44 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kondisi pembatasan yang diterapkan pememerintah berdampak pada penghentian sementara produksi kayu lapis milik PT Tirta Mahakam Resources Tbk dengan kode emiten TIRT.

Walau demikian, perseroan terus berupaya mencari peluang yang ada dengan melihat kondisi pasar ekspor dan domestik.

Presiden Direktur TIRT Djohan Surja Putra mengatakan, di masa pandemi ini, TIRT mengandalkan penjualan stock produk yang masih ada, salah satunya adalah kayu lapis.

Baca juga: Bumbu Soto hingga Kayu Manis Jadi Prioritas Ekspor Pemerintah ke Afrika dan Australia

Hingga Kuartal I-2021, penjualan produk kayu lapis TIRT masih menjangkau pasar domestik dan ekspor.

“Adanya pandemi Covid-19 menjadi tantangan untuk berbagai sektor, tidak terkecuali TIRT. Meskipun pandemi ini mengakibatkan penghentian sementara pada produksi TIRT, kami masih memiliki stok produk sehingga dapat terus melakukan penjualan hingga saat ini,” ungkap Djohan dalam konferensi pers virtual, Selasa (24/8/2021).

TRIT memiliki produk plywood tipis, polyester plywood, dan polyester blockboard dengan pangsa ekspor hingga ke Jepang.

Seperti diketahui, Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki standar kualitas tinggi terhadap produk kayu.

Adapun sertifikasi yang dimiliki TIRT sebagai standar mutu produk, yaitu Japan Agricultural Standards (JAS) dan Sertifikat Legalitas Kayu (SVLK).

Baca juga: Profil Adelin Lis, Pengusaha Kayu Buronan Kakap Kasus Pembalakan Liar

Strategi TIRT pada tahun 2021 ini, TIRT sudah memiliki buyer tetap yang telah terjalin kerja sama cukup lama sehingga Perseroan melihat masih adanya peluang yang dapat diraih di tahun 2021.

“Salah satu stock yang difokuskan dan paling banyak dijual adalah produk kayu lapis. Kami bersyukur masih mendapatkan kepercayaan dari para pelanggan terhadap produk kayu TIRT, yang tentunya sudah memiliki standar mutu internasional,” ungkap Djohan.

Menyikapi kondisi pasar saat ini, Djohan memastikan perseroan akan fokus melihat peluang pasar yang sudah dimiliki, baik domestik maupun ekspor yang sudah menjangkau Jepang, India, Taiwan, dan negara lainnya.

“TIRT fokus pada produk yang telah dipercaya Jepang dan melakukan berbagai efisiensi, mulai dari tenaga kerja dan mengatur dengan ketat dari segi produktivitas. Seiring dengan memantau pandemi Covid-19, TIRT akan menjual stock barang jadi yang sudah ada,” jelas Djohan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com