Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia Tangguhkan Bantuan Keuangan untuk Afghanistan

Kompas.com - 25/08/2021, 12:50 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Sumber CNN


WASHINGTON, KOMPAS.com - Bank Dunia mengumumkan telah menangguhkan dukungan bantuan keuangan untuk Afghanistan.

Dilansir dari CNN, Rabu (25/8/2021), keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan kekhawatiran lembaga donor tersebut atas nasib perempuan di bawah pemerintahan Taliban.

Berita tersebut menyebabkan masalah baru bagi perekonomian Afghanistan yang sangat tergantung pada bantuan luar negeri. Di sisi lain, Afghanistan kini tengah berhadapan pada masalah kenaikan harga pangan.

Baca juga: Kesenjangan Internet di RI Masih Tinggi, Bank Dunia Rekomendasikan 3 Hal Ini

"Kami sangat mengkhawatirkan situasi di Afghanistan dan dampaknya terhadap prospek pembangunan negara tersebut, terutama perempuan," ujar Juru Bicara Bank Dunia Marcela Sanchez-Bender dalam keterangannya kepada CNN.

Untuk diketahui, Bank Dunia telah berkomitmen memberi bantuan keuangan senilai lebih dari 5,3 miliar dollar AS untuk pembangunan Afghanistan.

Program Dana Rekonstruksi Afghanistan yang dikelola oleh Bank Dunia pun kini telah terkumpul lebih dari 12,9 miliar dollar AS.

"Kami telah menghentikan sementara proses pencarian untuk Afghanistan dan kami mengamati secara ketat sekaligus memnilai situasi yang sesuai dengan kebijakan dan prosedur internal," ujar Sanchez-Bender.

Baca juga: Bank Dunia: Kesenjangan Digital Indonesia Lebar, 49 Persen Penduduk Belum Akses Internet

Bank Dunia mengatakan, saat ini sedang berkonsultasi dengan pihak komunitas internasional dan mitra pembangunan lain.

"Bersama dengan mitra kami, kami mencari cara agar kami dapat tetap terlibat untuk mempertahankan hasil pembangunan yang diperoleh dengan susah payah dan terus mendukung rakyat Afghanistan," kata Sanchez-Bender.

Untuk diketahui, saat ini rakyat Afghanistan tengah dihadapkan pada ancaman inflasi setelah niali mata uang negara tersebut terkoreksi akibat pemerintahan negara tersebut yang diambil alih oleh Taliban.

Di dalam sebuah wawancara dengan CNN, mantan petinggai bank sentral Afghanistan Ajmal Ahmady memberi peringatakan mengenai nacaman ekonomi yang harus dihadapi oleh negara itu.

Selain itu, ia juga meminta komunitas internasional untuk memberi dukungan.

"Dukungan kemanusiaan tak hanya perlu untuk terus dijaga, namun perlu ditingkatkan dalam beberapa hari atau bulan ke depan. Jangan sampai menunggu krisis lain," ujar dia.

Baca juga: Taliban, Penguasa Baru Kekayaan Tambang Rp 14.000 Triliun di Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com