Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenius BTPN: Tidak Ada Kasus Nasabah Kehilangan Dana karena Sistem Keamanan Bank

Kompas.com - 26/08/2021, 12:31 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank BTPN Tbk menyatakan, kasus kehilangan dana yang beberapa kali terjadi dalam bank digitalnya, Jenius, sebagian besar disebabkan oleh praktik penipuan rekayasa sosial atau lebih dikenal dengan social engineering.

Digital Banking Head Bank BTPN Irwan Tisnabudi mengatakan, pihaknya selalu memprioritaskan keamanan dalam operasional Jenius.

Oleh karenanya, ia memastikan, seluruh kasus kehilangan dana yang terjadi di Jenius bukan disebabkan oleh sistem keamanan bank yang lemah.

Baca juga: Dana Rp 241,8 Juta Raib di Jenius, BTPN: Nasabah Diperdaya oleh Pelaku Penipuan

"Sampai dengan saat ini tidak ada kasus kehilangan dana karena isu sistem keamanan dari bank," kata Irwan dalam gelaran konferensi pers Ulang Tahun Kelima Jenius, Kamis (26/8/2021).

"Hampir semua kasus-kasus fraud yang terjadi itu karena kasus social enginering," tambah dia.

Irwan kembali menjelaskan, sebagian besar kasus kehilangan dana di Jenius terjadi setelah nasabah memberikan data-data pribadi yang seharusnya tidak dibagikan kepada siapapun, seperti password ataupun kode OTP.

"Baik itu disengaja, ataupun tidak sengaja. Ini yang perlu diingat, kita semua tidak boleh memberikan data itu, walaupun ada orang bank yang menanyakan data-data itu," ujar dia.

Oleh karena itu, untuk mencegah kasus serupa terulang, BTPN terus melakukan sosialisasi kepada nasabah ataupun masyarakat luas terkait keamanan data pribadi.

Baca juga: Jadi Korban Penipuan, Dana Nasabah Jenius yang Hilang Bisa Dikembalikan?

Selain itu, Jenius juga melakukan sejumlah penyesuaian dalam aplikasinya. Ini dilakukan guna meminimalisir risiko kehilangan dana, apabila nasabah telanjur menyerahkan data pribadinya.

"Sehingga memang kenyamanan digitalnya pada suatu saat dirasa berkurang, karena untuk membantu security dan kemanan nasabah terkait social engineering," ucap Irwan.

Sebagai informasi, BTPN melakukan sejumlah penyesuaian terhadap aplikasi Jenius, guna menjaga keamanan dan kenyamanan nasabahnya.

Pertama, BTPN menonaktifkan akses Jenius melalui situs guna meminimalisir risiko terjadinya upaya rekayasa sosial, atau social engineering, oleh pelaku tindak kejahatan siber.

Selain itu, BTPN juga telah menerapkan kebijakan satu perangkat untuk melindungi akun Jenius nasabah.

Baca juga: Marak Kasus Pembobolan Rekening, Sejumlah Fitur Jenius Disesuaikan

Ini dilakukan agar pemilik akun Jenius hanya bisa mengakses dan bertransaksi menggunakan akunnya lewat satu perangkat saja yang telah terverifikasi.

Kemudian, nasabah yang ingin mengalihkan akun Jenius miliknya ke perangkat lain hanya dapat melakukannya melalui Jenius Help 1500 365 atau Kantor Cabang Sinaya Bank BTPN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com