Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Susun Panduan Manajemen Risiko Perubahan Iklim

Kompas.com - 26/08/2021, 18:49 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menyusun panduan manajemen risiko terkait perubahan iklim.

Panduan baru tersebut mewajibkan semua pelaku sektor jasa keuangan mempunyai pedoman internal dan business plan yang terkait dengan pelaksanaan dari berbagai kebijakan keuangan berkelanjutan.

“OJK akan memasukkan risk management on climate change ini sebagai salah satu basis dalam pengawasan lembaga keuangan dan perbankan,” kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dalam siaran pers, Kamis (26/8/2021).

Baca juga: OJK Ungkap Risiko jika Sustainable Economy Tidak Didukung

Wimboh menuturkan, rencana itu merupakan bagian dari peta jalan atau Roadmap Keuangan Berkelanjutan tahap II tahun 2021-2025 yang telah disusun OJK sebagai upaya untuk mendorong ekonomi berkelanjutan melalui inisiatif keuangan berkelanjutan.

Wimboh bilang, keuangan berkelanjutan sudah harus dilakukan. Sebab, jika tidak, maka akan ada biaya yang lebih mahal yang harus dibayar.

“Karena itu, lebih bagus kita bersiap dari pada nanti cost-nya cukup besar bagi generasi ke depan,” ujar Wimboh.

Ia juga mengapresiasi para pelaku sektor keuangan yang telah menjadi pelopor pembiayaan berkelanjutan atau green financing di Indonesia.

PT SMI telah menerbitkan obligasi hijau (green bond) sebesar Rp 500 miliar, Bank BRI menerbitkan sustainability green bond sebesar 1,92 miliar dolar AS, dan Bank Mandiri dengan green bond senilai 300 juta dolar AS.

Baca juga: Daftar Perusahaan Sekuritas yang Berlisensi OJK

Presiden Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Edwin Syahruzad menyebut, hasil obligasi hijau 2018 dari SMI telah digunakan untuk proyek-proyek ramah lingkungan.

Beberapa proyek tersebut, yakni pembangunan pembangkit listrik minihidro Tunggang di Bengkulu dan di Lubuk Gadang, serta proyek transportasi LRT Jabodebek yang diperkirakan usai di pertengahan 2022.

“Hasilnya memang tidak besar, penerbitan pertama Rp 500 miliar. Tapi itu akan mendorong kami untuk melakukan penyaluran pembiayaan ke arah proyek-proyek yang sifatnya lebih ramah lingkungan,” ujar Edwin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com