Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Curhat Dikomplain Negara Asing karena Indonesia Terkesan Jauhi Produk Luar Negeri

Kompas.com - 27/08/2021, 12:26 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku dikomplain oleh pihak asing lantaran terkesan menjauhi produk luar negeri.

Hal itu seiring dengan upaya Indonesia membangun kemandirian lewat produksi barang kebutuhan sendiri.

"Beberapa negara asing hari ini komplain dan bertanya mengapa Indonesia terkesan menjauhi produk luar negeri di dalam e-katalognya," ujar Luhut seperti dikutip dari akun Instagram resminya @luhut.pandjaitan, Jumat (27/8/2021).

Baca juga: Indonesia Ekspor 1,2 Miliar Alat Suntik, Luhut: Ini Mimpi Pemerintah...

Luhut mengungkapkan komplain tersebut, usai menyaksikan pelepasan ekspor 200 kontainer atau 150 juta alat suntik sekali pakai (auto disable syringe/ADS) senilai 10,5 juta dollar AS yang dilakukan PT Oneject Indonesia.

Perusahaan itu diketahui menerima pesanan sebanyak 1,2 miliar alat suntik sekali pakai dari lembaga PBB, Unicef dan Kementerian Kesehatan Ukraina untuk pengadaan hingga tahun 2022.

Menanggapi keluhan pihak asing tersebut, Luhut pun mengungkapkan, bahwa ke depannya Indonesia memang akan fokus untuk pengembangan produk dalam negeri.

Ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar produk lokal berdaya saing di pasar dalam negeri, bahkan hingga ke global.

"Saya tegaskan bahwa ke depan kami akan fokus untuk pengembangan produk dalam negeri. Ini berkat arahan dari Presiden Jokowi yang ingin agar produk dalam negeri berjaya di dalam negerinya sendiri bahkan kalau bisa berani bersaing hingga kancah global," jelas dia.

Baca juga: Luhut Ketemu Bos Shopee, Bahas Apa?

Menurut Luhut, pemerintah menyadari pandemi Covid-19 kemungkinan besar bukan wabah terakhir yang akan dihadapi, sehingga perlu terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas pencegahan dan penanganan wabah.

Selain itu, perlu pula untuk mendorong investasi kesehatan untuk masuk ke Indonesia, termasuk di bidang mutakhir seperti bioteknologi dan sistem informasi kesehatan.

"Alokasi anggaran kesehatan hari ini yang mencapai ratusan triliun, saya kira sudah saatnya direformasi dengan mendorong penggunaan produk dalam negeri demi menciptakan multiplier effect yang tinggi, sehingga akan membawa kita menjadi suatu bangsa yang mandiri dan tidak tergantung pada produk luar negeri," papar Luhut.

Ia menambahkan, pandemi merupakan musuh bersama yang perlu dihadapi dengan kerja sama.

Oleh sebab itu, Indonesia harus mampu melihat dan memanfaatkan segala kesempatan yang ada di tengah-tengah situasi yang serba terbatas.

Baca juga: Luhut Mau Pamerkan Destinasi Wisata Super Prioritas di KTT G20

Salah satunya dengan memproduksi alat kesehatan bahkan memasarkan produk tersebut ke pasar global.

"Inilah saatnya bangsa ini mengambil perannya dalam mereformasi sistem kesehatan yang juga akan membawa dampak bagi kesejahteraan masyarakat," pungkas Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com