Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kemungkinan yang Terjadi Setelah Stock Split

Kompas.com - 30/08/2021, 06:07 WIB
Erlangga Djumena

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com – Belakangan ini para investor ritel ramai membahas tentang salah satu perusahaan perbankan yang melakukan stock split. Namun, sudahkah Anda mengetahui apa itu stock split?

Istilah stock split mungkin terdengar asing bagi investor pemula, namun para investor lama mungkin sudah paham dan menunggu-nunggu aksi ini.

Secara sederhana, stock split merupakan pemecahan satu lembar saham menjadi nominal yang lebih kecil dan jumlah yang lebih banyak. Misalnya, harga saham perusahaan A di pasar Rp 1.000 per lembar, lalu setelah dipecah akan menjadi Rp 500 per lembar.

Baca juga: BCA Akan Stock Split, Analis: Investor Bermodal Kecil Lebih Mudah Beli Saham

Biasanya stock split dilakukan saat harga saham dinilai terlalu tinggi dan tidak mampu dijangkau oleh investor. Melalui aksi korporasi tersebut diharapkan dapat menarik investor khususnya investor ritel.

Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah apa saja yang terjadi setelah stock split? Apakah pertumbuhan saham akan naik, tetap, atau turun?

Pemecahan saham akan menyebabkan likuiditas atau saham menjadi lebih aktif. Bagi para pelaku pasar, likuiditas bisa memudahkan proses jual dan beli.

Terkait pertumbuhan pasca stock split, umumnya emiten dan investor berharap untuk adanya kenaikan. Tetapi dalam praktiknya, pemecahan saham tidak selalu dapat menaikkan harga saham.

Jika saham yang dipecah tidak mengalami peningkatan akan berdampak pada perusahaan yang mungkin mengalami delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perencana keuangan Finansialku, Rizqi Syam CFP® mengatakan bahwa cukup sulit untuk memprediksi pertumbuhan saham setelahnya. Namun, ada optimisme kenaikan di beberapa perusahaan dengan fundamental yang baik atau perusahaan dengan saham defensif.

Bagi para investor yang tertarik untuk berinvestasi di suatu perusahaan dengan harga saham yang tinggi, tentu dengan adanya tindakan stock split ini akan sangat terbantu.

Tetapi jika masih ragu dengan pertumbuhannya, investor bisa melakukan diversifikasi. “Yang paling penting lakukan diversifikasi,” ujar Rizqi.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Stock Split Saham dan Dampaknya Bagi Investor

Rizqi mengatakan, diversifikasi sangat baik jika dilakukan pada saham-saham perusahaan perbankan dengan kapitalisasi besar atau yang biasa dikenal dengan big cap.

“Dalam suatu negara pasti perbankan memiliki peran penting,” ucap dia.

Jadi, jika ada investor yang ingin berinvestasi pada perusahaan yang melakukan stock split, sangat perlu untuk mengetahui riwayat dan reputasi perusahaan tersebut. Selanjutnya, akan menjadi langkah yang baik apabila melakukan diversifikasi untuk meminimalisasi kerugian. (Regine Deanaendra)

Artikel ini merupakan kerja sama dengan Finansialku.com. Isi artikel di luar tanggung jawab Kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com