Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Pendapatan Tumbuh, Bank Neo Commerce Rugi Rp 132,8 Miliar pada Semester I 2021

Kompas.com - 30/08/2021, 14:27 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Neo Commerce Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif pada semester I-2021.

Namun, Bank Neo Commerce mencatatkan rugi bersih pada periode yang sama.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, bank dengan kode emiten BBYB itu membukukan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar Rp 136 miliar pada paruh pertama tahun ini, tumbuh 42 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca juga: Asabri Rajin Jual Saham Bank Neo Commerce, Ini Alasannya

Walaupun NII tumbuh, Bank Neo Commerce mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 132,8 miliar pada semester I-2021.

Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, Bank Neo Commerce membukukan laba bersih sebesar Rp 19,3 miliar.

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan, penurunan laba bersih tersebut selaras dengan tingginya alokasi belanja modal perseroan, untuk proses transformasi menjadi bank digital.

"Perseroan terus mengalokasikan belanja modal untuk investasi di sisi teknologi, pengembangan sumber daya dan juga pengembangan aplikasi agar sesuai dengan kebutuhan pengguna, termasuk di dalamnya biaya promosi," kata Tjandra dalam keterangannya, Senin (30/8/2021).

Tjandra menambahkan, setelah resmi mengumumkan transformasi menjadi bank digital, pihaknya aktif melakukan investasi khususnya di bidang teknologi dan keamanan digital.

Baca juga: Aturan Terkait Bank Digital Terbit, Bank Neo Siap Berinovasi dalam Layanan

Ini menjadi penting untuk menciptakan ekosistem bank digital yang kuat.

"Dengan semangat Banking, Above and Beyond, kami ingin membangun bank digital yang lebih dari sekadar bank, tapi lebih dari itu yang tercermin melalui layanan dan produk perbankan kami yang inovatif," ujar dia.

Pertumbuhan positif dari transformasi Bank Neo Commerce terefleksikan dari melesatnya aset yang utamanya berasal dari dana pihak ketiga (DPK) perseroan.

Pada paruh pertama tahun ini, DPK Bank Neo Commerce sebesar Rp 5,1 triliun, tumbuh 70 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp 3 triliun.

Selain itu, Bank Neo Commerce tercatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp 3,8 triliun per Juni 2021, atau meningkat lebih dari 30 persen dibandingkan Juni 2020 yang sebesar Rp 2,9 triliun.

Baca juga: Terus Turun, Kepemilikan Saham Asabri di Bank Neo Commerce Tinggal 0,53 Persen

"Kami bersyukur, kepercayaan masyarakat terhadap layanan perbankan kami meningkat pesat," ucap Tjandra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com