Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adaro Energy Bukukan Laba Rp 4,7 Triliun di Semester I-2021

Kompas.com - 31/08/2021, 19:22 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan laba inti sebesar 330 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,7 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per dollar AS). Kinerja itu naik 45 persen dibandingkan periode sama di tahun lalu.

Peningkatan profitabilitas tersebut ditopang oleh kondisi pasar batu bara yang membaik dan capaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (Ebitda) yang sebesar 635 juta atau naik 36 persen dibandingkan semester I-2020.

“Suplai yang ketat di pasar batu bara mendorong kenaikan dan menopang harga batu bara yang tinggi pada periode laporan ini,” ujar Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir dalam keterangan tertulis, Selasa (31/8/2021).

Baca juga: 4 Perusahaan Sudah Lolos dari Sanksi Larangan Ekspor Batu Bara

Ia menjelaskan, pada semester I-2021 terjadi hambatan suplai batu bara, sebab negara-negara penyuplai utama batu bara tidak mampu memenuhi permintaan yang tinggi berkat pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Kondisi tersebut membuat harga batu bara mencapai titik tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, sehingga membuat Adaro Energy berhasil membukukan profitabilitas yang positif di paruh pertama tahun ini.

Sejalan dengan capaian laba, perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar 1,5 miliar dollar AS atau naik 15 persen secara tahunan. Kenaikan pendapatan ini utamanya disebabkan karena kenaikan harga jual rata-rata (ASP) sebesar 25 persen.

Garibaldi mengatakan, volume curah hujan dan jumlah jam hujan pada Mei dan Juni 2021 yang lebih tinggi daripada perkiraan, telah mempengaruhi operasi penambangan pada semester I-2021.

Produksi batu bara pada periode ini menjadi sebanyak 26,49 juta ton, atau turun 3 persen secara tahunan. Sementara penjualan batu bara pada semester I-2021 tercatat sebanyak 25,78 juta ton, atau turun 5 persen secara tahunan.

Baca juga: Harga Batu Bara Acuan Tembus 130 Dollar AS per Ton, Tertinggi Dalam 1 Dekade

Di sisi lain, hingga akhir Juni 2021, perseroan mencatatkan beban pokok pendapatan sebesar 1.064 juta dollar AS atau naik 2 persen cara tahunan. Kenaikan itu disebabkan naiknya biaya penambangan yang diikuti oleh kenaikan harga bahan bakar maupun pembayaran royalti sebagai akibat kenaikan ASP.

Sedangkan untuk beban usaha tercatat sebesar 86 juta dollar AS di semester I-2021 atau turun 12 persen secara tahunan. Penurunan tersebut terjadi karena Adaro Energy mencatat turunnya beban umum dan administrasi sebesar 14 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com