Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebulan Blok Rokan Dikelola Pertamina, Bor 23 Sumur, Produksi 158.000 Barrel Per Hari

Kompas.com - 10/09/2021, 09:48 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Produksi minyak di Blok Rokan mengalami peningkatan setelah satu bulan alih kelola dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Produksi minyak di Blok Rokan saat ini rata-rata berada di kisaran 158.000 barrel per hari (bopd).

"Dalam kurun waktu satu bulan ini, sudah ada kenaikan produksi sebesar 1.000-2.000-an bopd dengan tren yang terus meningkat," ujar Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno dalam keterangan tertulis, Jumat (10/9/2021).

Baca juga: SKK Migas Kawal Proses Alih Kelola WK Rokan, Pastikan Produksi Minyak Terjaga

Pada 8 Agustus 2021, saat alih kelola terjadi, produksi Blok Rokan berkisar 150.000 bopd.

Julius bilang, SKK Migas bersama PHR terus berkoordinasi agar target lifting Blok Rokan di 2021 dapat tercapai, yakni 165.000 bopd.

SKK Migas dan PHR memproyeksi peningkatan produksi yang signifikan baru akan terjadi pada kuartal IV 2021, yang diperoleh dari penambahan pemboran yang dilakukan oleh CPI dan PHR.

"Akhir tahun nanti, akan ada 17 rig yang melakukan pemboran, kami tetap optimis target dari Blok Rokan pada 2021 akan tercapai,” kata dia.

Pada Selasa (7/9/2021), PHR mulai mengoperasikan rig ke-13 di Sumur Pungut P04, Lapangan Pungut, yang masuk wilayah Kabupaten Bengkalis. Rig Airlangga-55 tersebut dioperasikan oleh PT Asia Petrocom Service.

Baca juga: Pertamina Mulai Pengeboran Sumur ke-6 di Blok Rokan

Sejak Pertamina resmi mengelola Blok Rokan pada 9 Agustus 2021 lalu hingga saat ini, PHR telah mengebor 23 sumur.

PHR menargetkan hingga akhir tahun bisa mengebor sebanyak 161 sumur.

Direktur Utama PHR Jaffee A Suardin menambahkan, pihaknya berkomitmen mencanangkan program kerja yang masif dan agresif untuk menjaga, bahkan menaikkan, tingkat produksi Blok Rokan.

Menurutnya, PHR terus berupaya menambah jumlah rig sehingga dapat mempercepat penambahan jumlah sumur secara eksponensial guna mendukung pencapaian target pengeboran pada tahun ini.

”Dukungan semua pemangku kepentingan sangat penting bagi kelancaran program pengeboran, termasuk dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat sekitar,” ungkap Jaffee.

Baca juga: Pertamina Resmi Kelola Blok Rokan, Ini Pesan Jokowi

Selain program pengeboran yang agresif, PHR tetap berupaya menjaga kinerja base business. Berbagai upaya yang dilakukan di antaranya menambah jumlah rig kerja ulang hingga 29 rig.

Kemudian meminimalisasi potensi kehilangan produksi (loss production opportunity/LPO) dan menjaga keandalan peralatan untuk mengurangi downtime.

"Serta upaya menekan kasus pencurian minyak mentah maupun peralatan penunjang operasi migas," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com