Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semester I 2021, Pendapatan Industri Asuransi Jiwa Tumbuh 64 Persen Jadi Rp 119,7 Triliun

Kompas.com - 14/09/2021, 14:04 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri asuransi jiwa mencatatkan kinerja positif pada semester I-2021. Ini terefleksikan dengan sejumlah indikator industri asuransi jiwa yang mengalami pertumbuhan signifikan.

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, pada paruh pertama tahun ini, pendapatan industri asuransi jiwa mengalami pertumbuhan 64 persen secara tahunan (year on year/yoy), dari Rp 46,74 triliun pada semester I-2020 menjadi Rp 119,74 triliun.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan, pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari tren pemulihan ekonomi nasional.

Baca juga: Asuransi Unit Link: Dua Peran dalam Satu Produk

Hal ini tergambar pada sisi pendapatan asuransi jiwa, di mana industri meraih pertumbuhan premi sebesar 17,5 persen dibandingkan periode sama di tahun lalu.

"Sinyal pemulihan terlihat jelas di beberapa indikator pendapatan utama kami yang terus menguat di semester satu tahun ini. Membaiknya pendapatan dari premi, investasi, premi reasuransi dan lainnya di semester satu tahun ini secara year-on-year telah membangun optimisme kami tentang pemulihan ekonomi di masa yang akan datang," tutur Budi dalam konferensi pers virtual, Selasa (14/9/2021).

Budi menjelaskan, pertumbuhan pendapatan premi semester I-2021 dibandingan periode sama 2020, disumbang terbesar oleh kenaikan premi bisnis baru sebesar 27,4 persen, dengan nilai total Rp 68,02 triliun dan premi lanjutan sebesar 2,8 persen atau Rp 36,7 triliun.

Besarnya pertumbuhan premi bisnis baru tersebut ditopang oleh menguatnya peran penjualan produk hasil kerja sama dengan bank atau bancassurance.

Baca juga: Pentingnya Benefit Asuransi Buat Bikin Karyawan Betah di Perusahaan

Saluran distribusi ini tumbuh 37,5 persen atau setara nilai premi Rp 37,96 triliun pada tahun ini.

"Saking dominannya, porsi kontribusi bancassurance mengambil 55,8 persen total premi bisnis baru," kata Budi.

Dalam jenis pendapatan lainnya, imbal hasil dari kegiatan investasi juga menorehkan pertumbuhan positif.

Jika di semester pertama tahun lalu asuransi jiwa mencatatkan kerugian sebesar Rp 21,64 triliun, pada semester I tahun ini, pendapatan investasi tercatat kembali positif yakni sebesar Rp 4,9 triliun.

Sedangkan klaim dan manfaat yang diberikan industri ke masyarakat juga mampu tetap tumbuh sebesar 6,1 persen yoy, menjadi Rp 74,66 triliun di semester satu tahun ini.

Baca juga: Biaya Perawatan Covid-19 Mahal? Ini Kata Perusahaan Asuransi

"AAJI menilai konsistensi pembayaran klaim dan manfaat dari anggotanya dalam tiga tahun terakhir tersebut adalah bukti komitmen industri asuransi jiwa dalam melindungi masyarakat. Rata-rata klaim per tahun yang dibayarkan industri asuransi jiwa ke masyarakat sudah mencapai tidak kurang dari Rp. 148,52 triliun," ucap Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com