Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Gelontorkan Rp 15,87 Triliun Untuk Bursa Saham

Kompas.com - 18/09/2021, 10:37 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Sumber CNBC


SINGAPURA, KOMPAS.com - Pemerintah Singapura baru saja mengumumkan beberapa inisiatif untuk menarik perusahaan dengan prosek pertumbuhan tinggi dari berbagai wilayah untuk melantai di bursa saham setempat.

Dilansir dari CNBC, Sabtu (18/9/2021), pengumuman yang diberikan pada Jumat (17/8/2021) menyebutkan, pemerintah akan melakukan investasi bersama dengan perusahaan investasi negara Tamasek.

Investasi tersebut bertujuan untuk membentuk dana yang akan membantu perusahaan membangun modal melalui pencatatan publik, baik secara primer, sekunder, maupun dual-investment, di negara tersebut.

Baca juga: Sejarah Indosat: BUMN yang Dijual ke Singapura di Era Megawati

Secara keseluruhan, dana awal yang akan digelontorkan pemerintah Singapura adalah sebesar 1,5 miliar dollar Singapura atau sekitar Rp 15,87 triliun.

"Kami tahu inisiatif yang kami luncurkan hari ini bukanlah peluru ajaib," ujar Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong dalam pidatonya.

"Namun kami percaya ini akan memberikan angin baru untuk mendorongpasar saham kit, sekalin itu juga membuat SGX tak hanya menjadi pilihan yang layak, tetapu juga pilihan yang menarik perusahaan dengan pertumbuhan yang baik dan inovatif yang sedang mencari pendanaan publik," jelas dia.

Untuk diketahui, daftar investasi yang diumumkan oleh pemerintah Singapura beberapa di antaranya yakni bagi divisi investasi pada Singapore's Economic Development Board untuk membentuk dana baru yang akan diinvestasikan pada perusahaan tingkat akhir dan bekerja untuk melakukan even pencatatan saham di negara tersebut.

Baca juga: Anjlok Tajam, Ini Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian

Jumlah dana yang disiapkan mulai dari 500 juta dollar AS.

Regulator keuangan Singapura, Monetary Authority of Singapore, akan meningkatkan jumlah hibah untuk membantuk perusahaan membiayai biaya listing.

Terakhir, bursa Singapura, Singapore Exchange, akan membantu perusahaan dengan pertumbuhan tinggi untuk mengumpulkan dana secara mandiri sebelum listrik di bursa saham.

Seperti diketahui, Singapura sebelumnya merupakan negara tujuan bagi REITs atau perwalian investasi real estat.

Namun kini, negara tersebut sedang berjuang untuk menarik minat perusahaan teknologi besar untuk mencatatkan saham di kawasan tersebut.

Pasalnya kini, perusahaan teknologi adalah sedang menjadi penarik minat investor terbesar di pasar global.

Baca juga: Baru Melantai di Bursa, Saham Perusahaan Komputer Zyrex Langsung Auto Reject

"Memang ada perusahaan teknologi yang datang, seperti Nanofilm. Namun kami ingin melihat lebih banyak yang seperti mereka, ujar Chief Executive Bursa Singapura Loh Boon Chye.

Untuk diketahui, Bursa saham Singapura telah mengungguli banyak rekan regionalnya tahun ini, dengan indeks acuan Straits Times naik sekitar 7,8 persen pada penutupan Kamis (16/9/2021) kemarin.

Namun, tren penawaran umum perdana di Bursa Singapura tak begitu menarik di banding bursa saham lain di kawasan.

Pada paruh pertama tahun ini, Singapura hanya menarik tiga IPO yang menghasilkan 200 juta dollar AS, sementara bila dibandingkan dengan bursa lain yang sesama pusat keuangan, Singapura tertinggal jauh.

Pada saat yang sama, bursa saham Hong Kong memiliki 46 pencatatan saham dengan total dana yang berhasil dikumpulkan sebesar 27,4 miliar dollar AS.

Baca juga: BEI Respons Potensi Blibli Lakukan Backdoor Listing di Bursa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com