Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengawali Pekan, IHSG dan Rupiah Bergerak di Zona Merah

Kompas.com - 20/09/2021, 09:25 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona merah di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (20/9/2021). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.09 WIB, IHSG berada pada level 6.120,33 atau turun 12,91 poin (0,21 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.133,24.

Sebanyak 166 saham melaju di zona hijau dan 194 saham di zona merah. Sedangkan 204 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 789,14 triliun dengan volume 1,78 miliar saham.

Baca juga: Simak Proyeksi IHSG Hari Ini, Cermati Rekomendasi Sahamnya

Pagi ini bursa saham Asia mixed dengan penurunan Hang Seng Hong Kong 2,9 persen, sementara indeks Strait Times naik 0,29 persen.

Wall Street pada penutupan perdagangan Jumat lalu waktu setempat, merah dengan penurunan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,48 persen, indeks S&P 500 0,91 persen, dan indeks acuan saham teknologi AS, Nasdaq 0,91 persen.

Sebelumnya, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper yang memprediksi IHSG akan melemah di awal pekan. Dia bilang, secara teknikal pergerakan masih cukup terbatas dan akan menguji support kuat MA50 dan diperkirakan akan rebound setelahnya.

“IHSG diprediksi melemah, pergerakan pasar saham masih dibayangi kekhawatiran akibat rencana Tapering The Fed. Pergerakan juga akan minim sentiment data ekonomi pada awal pekan,” ungkap Dennies.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.04 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.258 per dollar AS, atau turun 35 poin (0,25 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.222 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena pasar mengantisipasi hasil rapat kebijakan moneter Bank Sentral AS pekan ini yang mendorong pelemahan nilai tukar utama dan regional terhadap dollar AS pagi ini.

Di sisi lain, dengan belum adanya kepastian soal kebijakan tapering, pasar selalu waspada menjelang event Bank Sentral AS ataupun data-data ekonomi penting AS. Membaiknya data-data ekonomi AS, juga mendorng Bank Sentral untuk memulai kebijakan pengetatan moneternya.

“Hari ini kemungkinan rupiah bisa melemah terhadap dollar AS karena pasar mencari petunjuk kemungkinan tapering di akhir tahun ini,” kata Ariston.

Ariston memproyeksikan hari ini rupiah bisa bergerak melemah pada kisaran Rp 14.280 per dollar AS hingga Rp 14.220 per dollar AS.

Baca juga: Pasar Saham Cetak Rekor, Sekuritas Banjir Rezeki

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com