Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BUMN Pengelola Kebun Tebu Bergabung, Bentuk PT Sinergi Gula Nusantara

Kompas.com - 21/09/2021, 20:05 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) resmi membentuk anak perusahaan baru bernama PT Sinergi Gula Nusantara atau dikenal juga dengan nama Sugar Co.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara Mohammad Abdul Ghani menjelaskan bahwa pembentukan entitas baru ini dilakukan dalam rangka restrukturisasi bisnis gula.

Pembentukan PT Sinergi Gula Nusantara sekaligus sebagai langkah strategis menjawab tantangan ketahanan gula konsumsi nasional.

Baca juga: Erick Thohir Tebar Janji ke Petani Tebu, Boleh Ditagih Tahun Depan

“Kami akan melakukan perbaikan operasional, baik di pabrik maupun lapangan, dengan simplifikasi bisnis gula,” ujar Ghani dalam keterangannya, Selasa (21/9/2021).

Ketahanan gula nasional memang menjadi salah satu fokus utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) saat ini.

Restrukturisasi bisnis gula tersebut merupakan bagian dari 88 Program Strategis Kementerian BUMN masa bakti Kabinet Indonesia Maju 2020-2024.

Adapun yang menjadi tanggung jawab Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) adalah restrukturisasi utang/transformasi EBITDA, retrukturisasi anak perusahaan dan cucu perusahaan serta melipatgandakan produksi gula menjadi 1,8 juta ton untuk mendukung swasembada gula konsumsi tahun 2024.

Baca juga: Jurus Erick Thohir Kerahkan BUMN untuk Wujudkan Swasembada Gula

PT Sinergi Gula Nusantara merupakan gabungan tujuh PTPN pengelola perkebunan tebu, yaitu PTPN II di Sumatera Utara, PTPN VII di Lampung, PTPN IX di Jawa Tengah, PTPN X, PTPN XI, dan PTPN XII di Jawa Timur, serta PTPN XIV di Sulawesi Selatan.

Akta notaris pendirian Sugar Co atau PT Sinergi Gula Nusantara sudah ditandatangani pada 17 Agustus 2021 lalu. Ghani menuturkan, restrukturisasi bisnis gula PTPN akan membawa dampak positif bagi Indonesia.

“Langkah ini akan meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi kebutuhan devisa untuk impor gula, pendapatan negara, memperoleh Foreign Direct Investment (FDI), menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan kesejahteraan petani tebu, serta meningkatkan kepastian harga pada konsumen,” ujar Ghani.

Menurut Ghani, restrukturisasi bisnis gula juga merupakan bagian dari langkah transformasi bisnis yang sudah dilakukan Holding Perkebunan Nusantara.

Baca juga: PTPN Group Tak Lagi Rugi, Ini Komentar Stafsus Erick Thohir

Transformasi tersebut terdiri dari enam prioritas, yaitu operational excellence, restrukturisasi organisasi dan sumber daya manusia, divestasi aset, optimalisasi aset dan kemitraan, restrukturisasi utang, serta restrukturisasi perusahaan.

“Kami berharap, PT Sinergi Gula Nusantara dapat menjadi perusahaan yang dikenal berkelas dunia serta berkontribusi dalam menjaga ketersediaan gula konsumsi sepanjang tahun, dengan harga yang wajar dan menjaga ketahanan pangan nasional menuju swasembada gula konsumsi,” ucap Ghani.

Kinerja Holding Perkebunan Nusantara

Selain merestrukturisasi bisnis gula, Holding Perkebunan Nusantara juga mencatatkan kinerja positif, utamanya di tengah pandemi Covid-19 dan ketidakpastian perekonomian global dan nasional.

Hingga Agustus 2021, Holding Perkebunan Nusantara berhasil meraih laba bersih konsolidasi per Agustus 2021 sebesar Rp 2,3 triliun atau 245 persen dari realisasi 2020 (rugi Rp 1,6 triliun). Capaian ini berada 801 persen di atas RKAP 2021 (rugi Rp 328 miliar).

Keberhasilan ini antara lain didorong oleh pencapaian penjualan sebesar Rp 31 triliun atau sebesar 141 persen dari realisasi 2020, dan pencapaian EBITDA sebesar Rp 7,9 triliun dengan jenis komoditas kelapa sawit, tebu, karet, dan teh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com