Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terakhir Hari Ini, Segera Beli Pelatihan Pertama Kartu Prakerja Gelombang 18

Kompas.com - 22/09/2021, 07:23 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen Kartu Prakerja mengumumkan bahwa hari ini adalah hari terakhir peserta Kartu Prakerja gelombang 18 bisa membeli pelatihan pertama.

Berdasarkan aturan Permenko Perekonomian Nomor 11 Tahun 2020, pembelian pelatihan pertama dibatasi selama 30 hari sejak pengumuman kelolosan diterima peserta Kartu Prakerja. Hari ini adalah hari ke-30 bagi peserta gelombang Kartu Prakerja 18.

"Batas akhir pembelian pelatihan pertama bagi penerima Kartu Prakerja gelombang 18 adalah tanggal 22 September 2021 pukul 23.59 WIB," tulis manajemen Kartu Prakerja melalui laman Instagram, dikutip Kompas.com, Rabu (22/9/2021).

Baca juga: Kartu Prakerja Gelombang 21 Ditutup, Ini Cara Cek Lolos atau Tidaknya

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kartu Prakerja (@prakerja.go.id)

Ada konsekuensi jika peserta belum kunjung membeli pelatihan selama 30 hari pertama tersebut. Konsekuensinya adalah peserta akan diganti dengan peserta lain dalam proses seleksi selanjutnya.

Peserta yang tidak membeli pelatihan tidak dapat mengikuti proses seleksi kembali. Dengan demikian, segala insentif yang seharusnya didapat justru hangus, termasuk insentif Rp 600.000 selama 4 bulan.

"Bila sobat tidak membeli pelatihan pertama sampai pada batas akhir, maka kepesertaan sobat dalam program Kartu Prakerja akan dicabut dan tidak bisa mendaftar di gelombang berikutnya," tulis manajemen.

Bagaimana cara membeli pelatihan?

Untuk menghindari blacklist, peserta harus membeli pelatihan pertama secepatnya. Ada 7 platform mitra Kartu Prakerja yang bisa dipilih, yakni Bukalapak, Kemnaker, Mau Belajar Apa, Pijar Mahir, Pintaria, Karier.mu Sekolah.mu, dan Tokopedia.

Baca juga: 89 Persen Pendaftar Kartu Prakerja adalah Pengangguran

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com