Ada Isu Evergrande dan Tapering, Apa yang Harus Dilakukan Investor?

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurangan likuiditas atau tapering off dari bank sentral AS (the Federal Reserve) serta kasus gagal bayar utang atau default yang dialami oleh raksasa properti China, Evergrande, berdampak ke pasar keuangan Indonesia.

“Sebetulnya isu tapering dan Evergrande ini secara pastinya akan memberikan dampak pada pergerakan di pasar. Dalam arti kata, dalam beberapa hari volatilitas di pasar akan meningkat,” kata Presiden Direktur PT BNP Paribas AM Priyo Santoso secara virtual, Rabu (22/9/2021).

Prio menjelaskan, pelaku pasar akan mencermati isu Evergrande, sehingga market akan mengalami volatilitas.

Baca juga: Krisis Evergrande di China Bisa Pengaruhi Ekonomi Global?

Demikian halnya dengan isu tapering, pasar akan mencerna apakah tapering akan memberikan dampak pada pengetatan likuiditas dan kenaikan suku bunga AS secara global.

“Dalam beberapa hari volatilitasnya meningkat. Kami melihat sebetulnya saat ini semua pelaku pasar berusaha mencerna kira – kira efek Evergrande ini sebesar apa dampaknya. Seperti beberapa bulan lalu, pasar juga mencerna apakah tapering akan memberi dampak terhadap pengetatan likuiditas dan kenaikan suku bunga AS secara global,” kata dia.

Priyo menjelaskan, dalam periode-periode ini pasar akan bergerak lebih fluktuatif.

Periode fluktuasi atau kecenderungan pasar untuk naik turun dengan cepat ini, menurut Priyo bisa dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan investasi dengan melakukan akumulasi pada investasinya.

Baca juga: BI: Dampak Tapering The Fed Jauh Lebih Kecil Dibanding Taper Tantrum 2013

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.