Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rights Issue, BRI Sudah Raup Rp 26,1 Triliun dari Publik hingga 21 September 2021

Kompas.com - 22/09/2021, 21:13 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) telah melaksanakan pengajuan penebusan rights issue menjadi saham sejak 13 September 2021, dan akan berakhir pada hari ini, Selasa (22/9/2021).

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, sehari sebelum jadwal penebusan berakhir, BRI telah mengantongi dana segar Rp 26,1 triliun dari rights issue yang menjadi porsi investor publik.

Ia mengatakan, hingga 21 September 2021, investor publik sudah mengeksekusi sebanyak 7,7 miliar Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau 63,4 persen dari total HMETD investor publik yang sebesar 12,1 miliar. Total nilai yang didapatkan yakni Rp 26,1 triliun.

Baca juga: Cara Buka Rekening BRI Online dan Syaratnya, Cuma 5 Menit

"Sampai dengan kemarin, sudah ada 7,7 miliar HMETD yang telah dieksekusi, itu senilai Rp 26,1 triliun yang telah di-subscribe," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (22/9/2021).

Tiko, sapaan akrabnya, mengatakan dengan masih ada penghitungan satu hari ini, diharapkan investor publik yang mengeksekusi HMETD bisa mencapai 70 persen. Sehingga dana yang diraup dari publik bisa semakin besar pada saat distribusi HMETD tambahan di 27 September 2021.

"Jadi ini masih satu hari lagi. Kami berharap ini bisa meningkat ke sekitar 70 persen, sehingga BRI pada saat distribusi HMETD tambahan akan terima dana cash Rp 27 triliun dari publik," kata pria yang akrab disapa Tiko itu.

Sementara itu, pemerintah telah melakukan eksekusi 16,1 miliar HMETD miliknya pada 13 September 2021 lalu, melalui inbreng saham Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM) senilai Rp 54,77 triliun.

Maka dengan eksekusi HMETD publik dan pemerintah, secara total BRI telah meruap dana sebesar Rp 80,8 triliun.

Baca juga: Ini Cara Memesan Rights Issue Saham BRI

Tiko mengatakan, dari dana hasil rights issue diharapkan meningkatkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BRI menjadi lebih dari 22 persen. Ia bilang, itu akan memberikan ruang untuk BRI tumbuh semakin agresif ke depannya.

Menurut dia, rights issue BRI menjadi aksi korporasi yang ditunggu oleh investor pasar modal, sebab menjadi rights issue terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Sehingga diyakini menjadi angin segar bagi pasar modal Indonesia.

"Secara total ini merupakan rights issue terbesar dalam sejarah Indonesia. Ini sudah ditunggu lama, karena transaksi BUMN selama ini kecil-kecil, kebanyakan dari anak usaha. Jadi ini yang besar, semoga ini bisa jadi angin segar di pasar modal kita," pungkas Tiko.

Baca juga: Rights Issue BRI Rp 95,9 Triliun, BEI: Ini Jadi yang Terbesar di Tahun 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com