Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Soroti Penyaluran Kredit Perbankan yang Belum Signifikan

Kompas.com - 23/09/2021, 05:10 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyaluran kredit perbankan yang masih belum signifikan menjadi perhatian utama sejumlah pihak. Kali ini giliran Menteri Keuangan, Sri Mulyani, yang menyoroti rendahnya pertumbuhan kredit perbankan.

Sri Mulyani mengatakan, industri perbankan dengan fungsi intermediasinya memiliki peranan penting terhadap laju pemulihan ekonomi nasional.

Penyaluran kredit atau pembiayaan untuk kegiatan produktif ataupun konsumtif menjadi penting untuk mendongkrak roda perekonomian RI.

Baca juga: Likuiditas Melimpah hingga Capai Level Tertinggi Sepanjang Sejarah, BI Minta Bank Salurkan Kredit

Namun di tengah tren pemulihan ekonomi nasional, sektor perbankan dinilai belum menunjukan pemulihan yang sama kuatnya. Ini terefleksikan dari realisasi pertumbuhan kredit yang masih minim.

“Kredit perbankan pada Juli 2021 baru tumbuh 0,5 persen. Ini tentu masih sangat kecil dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 yang sudah mencapai 7,1 persen,” tutur Sri Mulyani, dalam Penandatangan MoA Program Strategic Sharia Banking Management secara virtual, Rabu (22/9/2021).

“Juga dibandingkan kondisi pre-Covid, dimana kredit bisa tumbuh di atas 7 persen. Bahkan pada masa-masa lalu bisa mencapai double digit growth,” tambahnya.

Padahal, Sri Mulyani yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) menyebutkan, saat ini kondisi likuiditas sektor perbankan masih sangat longgar. Dana pihak ketiga (DPK) juga tercatat mengalami pertumbuhan yang pesat secara tahunan.

“Pada Juli lalu (DPK) tumbuhnya 10,43 persen. Ini artinya perbankan di dalam kondisi likuiditas yang sangat banyak atau ample didapatkan juga masyarakat yang menempatkan dananya di perbankan, namun perbankan belum melakukan penyaluran di dalam kegiatan-kegiatan produktif,” ujar wanita yang akrab disapa Ani itu.

Baca juga: Lagi, Bank Indonesia Minta Bank Turunkan Suku Bunga Kredit

Lambatnya pertumbuhan kredit perbankan di tengah kondisi likuditias yang melimpah menjadi fenomena yang perlu diatasi oleh pemerintah.

“Ini yang akan menjadi satu PR bagi kita untuk bersama-sama sektor keuangan tentu dengan Bank Indonesia, OJK, dan LPS akan mengawal, di satu sisi menjaga sistem keuangan, namun di sisi lain akan mendorong agar sistem keuangan ini terus bergerak di dalam menopang dan mendukung pemulihan ekonomi,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com