Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dekat Jembatan Merah Youtefa, Intip Penampakan Arena Dayung PON Papua

Kompas.com - 26/09/2021, 17:29 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan arena olahraga dayung untuk pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Provinsi Papua tahun 2021 sudah rampung 100 persen.

Pembangunan arena dayung PON XX Papua ini dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kini, arena dayung tersebut sudah dimanfaatkan untuk latihan atlet.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa penyelesaian pembangunan venue olahraga PON XX dilaksanakan dengan cermat.

Baca juga: Dukung PON di Papua, Garuda Indonesia dan Citilink Tambah Frekuensi Penerbangan

Ketelitian tersebut mulai dari tahap desain, pembangunan, dan pengawasannya dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan yang melibatkan pengawasan dari Komite Keselamatan Konstruksi (Komite K2).

“Diharapkan terselesaikannya venue PON tersebut tidak hanya menjadi kebanggaan warga Papua saja, namun juga menjadi kebanggaan seluruh rakyat Indonesia,” ujar Basuki dalam keterangan resmi, Minggu (26/9/2021).

“Hal ini juga diharapkan dapat mendorong para anak muda, khususnya atlet-atlet Papua lebih semangat dan berprestasi menjadi juara, baik di kancah nasional maupun internasional," sambungnya.

Basuki yang juga selaku Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI) ini menjelaskan, arena dayung dibangun tidak jauh dari Jembatan Merah Youtefa yang membentang di atas Teluk Youtefa.

Baca juga: Syarat Nonton PON: Kapasitas 25 Persen, Sudah Vaksin Dosis Lengkap

Sebelum pelaksanaan PON, venue dayung di Papua telah digunakan untuk tes even dan dipastikan bahwa infrastruktur yang dibangun siap digunakan untuk PON Papua.

Pembangunan venue dayung PON XX Papua diawali dengan pembangunan pengaman pantai berupa reklamasi seluas 19.771 meter persegi oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Ditjen Sumber Daya Air.

Selanjutnya, area reklamasi dibangun oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Papua berupa gudang perahu seluas 1.867 meter persegi dan menara finish 62,38 meter persegi.

Venue ini memiliki lintasan sepanjang 2.200 meter dan lebar 81 meter (9 lintasan) dengan total luas lintasan 1,7 hektar.

Baca juga: PLN Gelontorkan Rp 313 Miliar untuk Dukung Penyelenggaraan PON di Papua

Selain itu, arena dayung ini juga dilengkapi 8 unit penanda jarak, 8 unit pancang penahan, 2 unit obstacle canoe slalom, menara start seluas 14 meter persegi, 2 unit menara pelurus seluas 9 meter persegi, dan menara pantau sebanyak 5 unit seluas 9 meter persegi.

Proyek ini sesuai amanat Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Percepatan Dukungan Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional XX dan Pekan Paralimpik Nasional XVI Tahun 2020 di Provinsi Papua.

Dalam Inpres tersebut, Kementerian PUPR mendapat tugas membangun 3 venue tambahan yakni venue sepatu roda, dayung, dan panahan.

Baca juga: Menteri Teten: PON Papua Jadi Momentum Tonjolkan UMKM Lokal Unggulan

Pelaksanaan pembangunan venue dayung dilaksanakan oleh kontraktor PT Nindya Karya (Persero) menggunakan biaya APBN sebesar Rp 17 miliar dengan masa pelaksanaan Februari 2020 hingga Agustus 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com