Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Larangan, Platform Aset Kripto Dunia Mulai Tutup Pendaftaran Akun Pengguna Asal China

Kompas.com - 27/09/2021, 13:52 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Sumber CNBC


JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan perdagangan aset kripto dunia mulai menghentikan pembukaan pendaftaran akun bagi pengguna asal China.

Dilansir dari CNBC, Senin (27/9/2021), Huobi, sebagai salah satu platform perdagangan mata uang kripto terbesar di dunia menyatakan telah menutup pendaftaran akun baru bagi pengguna asal China seiring dengan kebijakan baru negara itu terkait dengan mata uang virtual.

Sebelumnya, bank sentral China, People Bank of China (PBoC) mengatakan seluruh aktivitas terkait dengan mata uang kripto adalah ilegal. Termasuk di dalamnya, aktivitas perdagangan atau trading.

Bank sentral juga melarang setiap platform perdagangan mata uang kripto di luar negeri untuk melakukan kegiatan transaksi mereka di China.

Baca juga: Harga Mata Uang Kripto Sepekan, Ada yang Melesat 139,70 Persen

Huobi mengatakan, mereka bakal menghentikan pendaftaran akun baru di China pada Minggu (26/9/2021) waktu setempat. Selain itu, mereka juga mengatakan bakal menghentikan atau menutup akun pengguna lama asal China per 31 Desember 2021 tengah malam.

Di sisi lain, Binance, salah satu pedagang mata uang kripto terbesar di dunia lain, Binance, mengatakan, saat ini pendaftaran akun menggunakan nomor ponsel China telah diblokir.

Aplikasi Binance pun kini tidak lagi tersedia untuk diunduh di Negeri Panda tersebut.

"Binance menjalankan kewajiban dan kepatuhan dengan serius, serta berkomitmen untuk mengikuti persyaratan regulator lokal di manapun kami beroperasi," tulis juru bicara Binance kepada CNBC.

Tahun ini, otoritas China kian memperketat kebijakan mengenai mata uang kripto, terutama untuk penambangan bitcoin serta kegiatan perdagangan aset kripto lain.

Meski demikian, sebenarnya sikap pemerintah China terhadap mata uang kripto ini tidaklah baru.

Otoritas di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini telah sejak lama mengkhawatirkan dampak bitcoin terhadap stabilitas keuangan dalam negeri.

Baca juga: Awal Pekan Harga Bitcoin Menguat Tipis, Ethereum Melesat

Pada tahun 2017 lalu, pemerintah China telah menutup platform perdagangan mata uang kripto lokal dan melarang pencatatan koin perdana atau initial coin offerings (ICO) sebagai salah satu cara perusahaan kripto memperdagangkan aset mereka.

Sebagai dampaknya, banyak perusahaan aset kripto lokal pun memindahkan operasional mereka ke luar negeri. Namun demikian, masih banyak celah kebijakan yang memungkinkan platform perdagangan China untuk membeli dan menjual mata uang digital lintas batas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com