Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Positif, Rupiah Merah

Kompas.com - 28/09/2021, 09:27 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona hijau di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (28/9/2021). Berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada awal perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.09 WIB, IHSG berada pada level 6.123,79 atau naik 1,3 poin (0,02 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.122,49.

Sebanyak 155 saham melaju di zona hijau dan 198 saham di zona merah. Sedangkan 208 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,15 triliun dengan volume 2,85 miliar saham.

Baca juga: IHSG Hari Ini Masih Akan Merah? Simak Rekomendasi Sahamnya

Pagi ini bursa saham asia mixed dengan kenaikan Hang Seng Hong Kong 1,14 persen, dan Shanghai Komposit 0,15 persen. Sementara itu, Nikkei melemah 0,48 persen, dan Strait Times turun 0,13 persen.

Wall Street pagi ini ditutup mayoritas merah dengan penurunan indeks S&P 500 sebesar 0,28 persen, dan indeks acuan saham teknologi AS, Nasdaq 0,52 persen. Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,21 persen.

Analis Panin Sekurita William Hartanto mengatakan, penguatan IHSG hari ini terjadi karena IHSG belum mengakhiri fase konsolidasi. Di sisi lain, net buy asing mendorong terjadinya rebound.

“Pergerakan higher low dan katalis dari net buy asing memungkinkan untuk terjadinya rebound. Hari ini IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung menguat dalam range 6.000 - 6.172,” kata William dalam rekomendasinya.

Baca juga: BP Jamsostek Lepas Saham KRAS, ITMG, SIMP, dan Incar AALI dan LSIP

Sementara Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.11 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.264 per dollar AS, atau turun 12 poin (0,08 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.252 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena menguatnya kembali tingkat imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun. Kemarin, yield sudah mencapai kisaran 1,51 persen, level tertinggi sejak 29 Juni 2021.

“Nilai tukar rupiah berpotensi melemah hari ini dengan kenaikan yield ini akibat ekspektasi pengetatan moneter di AS. The Fed mungkin akan memulai program tapering dengan mengurangi pembelian obligasi di akhir tahun ini dan mengakhiri pembelian di pertengahan tahun depan,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Selain itu, pelemahan rupiah juga terjadi karena penurunan minat pasar terhadap aset berisiko pagi ini dimana indeks saham Asia terlihat melemah yang bisa menekan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Kekhawatiran pasar terhadap pemulihan ekonomi global juga meninggi karena meningkatnya kasus Covid-19 di dunia.

Ariston memproyeksikan hari ini rupiah bisa bergerak melemah pada kisaran Rp 14.280 per dollar AS hingga Rp 14.240 per dollar AS.

Baca juga: Adaro Siapkan Dana Rp 4 Triliun untuk Buyback Saham

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com