Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub Senang Ada Integrasi Tarif KRL, Transjakarta, MRT dan LRT Jakarta

Kompas.com - 29/09/2021, 19:09 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mendukung penuh dilakukannya pengintegrasian transportasi massal di Jabodetabek.

Hal tersebut disampaikan Menhub saat meresmikan integrasi transportasi Jabodetabek di Stasiun Tebet pada Rabu (29/9/2021).

Budi Karya menilai, integrasi tersebut diharapkan akan semakin meningkatkan konektivitas antarmoda di wilayah Jakarta dan daerah sekitarnya seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Baca juga: Kemenhub Investigasi Citilink yang Mendarat Darurat karena Anak Kecil

“Konsep transportasi adalah konektivitas antarmoda. Di Jabodetabek ada Kereta Rel Listrik (KRL), Bus Rapid Transit (BRT), Mass Rapid Transit (MRT), dan kendaraan yang lebih kecil seperti sepeda motor dan lainnya sebagainya,” jelasnya.

“Konektivitas tersebut bisa dilaksanakan melalui konsep Transit Oriented Development (TOD) atau sebuah pola pembangunan tata kota yang terintegrasi dengan sistem transportasi massal,” sambung Budi Karya.

Pada kesempatan tersebut, ia mengapresiasi dilaksanakannya empat kegiatan dalam upaya mengintegrasikan transportasi massal di Jabodetabek.

Pertama, pencanangan kartu dan aplikasi JakLingko sebagai pertiketan dan tarif terintegrasi di sejumlah transportasi massal yakni KRL, MRT, Transjakarta, dan LRT Jakarta dan akan dikembangkan ke moda transportasi lainnya.

Baca juga: Anak di Bawah Usia 12 Tahun Boleh Naik Citilink? Ini Penjelasan Kemenhub

Kedua, pencanangan pembangunan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) yang menghubungkan Stasiun LRT Jabodebek dengan Stasiun Sudirman.

Ketiga, peresmian penataan kawasan stasiun tahap 2 yaitu di Stasiun Tebet dan Sudirman. Keempat, penandatanganan Dokumen Integrasi Transportasi Jabodetabek antara PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT MRT Jakarta (Perseroda).

“Kami mengapresiasi kolaborasi yang dilakukan antara Kemenhub, KemenBUMN, Pemprov DKI Jakarta, BUMN, BUMD, dan pihak terkait lainnya dalam upaya bersama membangun transportasi massal di Jabodetabek yang terintegrasi,” katanya.

“Tanpa kolaborasi dan integrasi tidak mungkin ini bisa terlaksana dengan baik. Kita juga konsisten bahwa semua ini dalam rangka melaksanakan apa yang selalu dipesankan Presiden ke kami untuk melakukan segala pekerjaan dengan baik dan harus delivered atau dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak," lanjutnya.

Menurutnya, integrasi menjadi satu hal yang penting dan mendesak untuk dilaksanakan, khususnya di wilayah perkotaan dan aglomerasi seperti di Jabodetabek.

Baca juga: Lantik 3.190 Perwira Transportasi, Pesan Menhub: Jadilah Agen Perubahan

Pasalnya, pertumbuhan jumlah penduduk Jabodetabek yang tinggi tentunya berdampak signifikan terhadap kebutuhan angkutan umum massal.

Dengan adanya integrasi, perpindahan di antara moda transportasi tersebut dapat dibuat menjadi lebih mudah, cepat, aman dan nyaman.

Sehingga masyarakat lebih memilih untuk menggunaakan angkutan umum dibanding menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini Ini dapat membantu mengurangi kemacetan dan mengurangi polusi udara.

Di Kawasan aglomerasi seperti Jabodetabek, upaya menata sistem transportasi yang terpadu tertuang pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ).

Salah satu targetnya adalah pergerakan orang yang menggunakan angkutan umum massal perkotaan mencapai 60 persen dari total pergerakan yang dilakukan.

Dalam melakukan penataan transportasi di Jabodetabek ini, telah dibentuk perusahaan bernama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) hasil dari kolaborasi dari PT KAI dan MRT Jakarta (Perseroda).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com