Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Per 1 Oktober, 18 Kanal Saluran TV Disney Ini Tak Bisa Dinikmati di Indonesia

Kompas.com - 30/09/2021, 10:15 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Sumber Variety


JAKARTA, KOMPAS.com - Disney mulai menutup 18 channel atau saluran TV berbayar mereka per Jumat (1/10/2021) esok hari.

Penutupan channel ini berlaku untuk wilayah Asia Tenggara dan Hong Kong, termasuk di dalamnya Indonesia.

Dikutip dari pengumumannya, Disney mengatakan penutupan 18 kanal TV tersebut merupakan bagian dari pergeseran bisnis perusahaan yang mulai fokus pada layanan streaming, Disney+.

"Pertumbuhan Disney+ secara internasional terus berdampak pada kanal TV tradisional, seiring dengan seperti yang telah diungkankan 18 kanal TV yag dimiliki Disney bakal ditutup di kawasan Asia Tenggara, termasuk Singapura dan Hong Kong. Penutupan channel bakal dimulai per 1 Oktober 2021," tulis perusahaan dalam pengumuman mereka.

Baca juga: Walt Disney Ikut Pangkas Belanja Iklan di Facebook

Daftar kanal yang bakal ditutup yakni Fox, Fox Crime, Fox Life, FX, Fox Action Movies, dan Fox Family Movies. Selain itu, Fox Movies, Star Movies China, Fox Sports, Fox Sports 2, Fox Sports 3, Star Sports, dan Star Sports 2. Channel lainnya yakni Disney Channel, Disney Junior, Nat Geo People, dan SCM Legend.

Dengan penutupan kanal tersebut, maka ke-18 kanal itu tak bisa diakses bagi para pengguna layanan televisi berbayar seperti First Media besutan PT Link Net Tbk (LINK), Indovison milik PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY), nextmedia, TV kabel punya PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), Transvision sampai Indihome.

Meski demikian, masih ada empat kanal milik Disney yang akan masih tersedia di layanan TV berbayar, yakni Star Chinese Channel, Star Chinese Movies, National Geographic Channel, dan Nat Geo Wild.

"Sebagai bagian dari upaya The Walt Disney Compay untuk menggeser model bisnis perusahaan dan menumbuhkan jasa layanan streaming, perusahaan melakukan konsolidasi bisnis Media Networks terutama untuk kawasan Asia Tenggara dan Hong Kong. Upaya ini akan membantu kami menyelaraskan sumber daya kami secara lebih efisien dan efektid dengan kebutuhan bisnis saat ini dan di masa depan," ujar perusahaan seperti dikutip dari Variety, Kamis (30/9/2021).

Baca juga: Survei MarkPlus: Streaming dan TV Berbayar Jadi Idola Masyarakat Selama Covid-19

Meski belum sepenuhnya beroperasi di seluruh kawasan Asia Tenggara, namun di Indonesia, Disney Plus mendapatkan sambutan hangat pada peluncurannya September tahun lalu sebagai Disney Plus Hotstar.

Saat ini secara keseluruhan, layanan Disney Plus bisa diakses di 59 negara di dunia dan telah memiliki pelanggan mencapai 100 juta pelanggan berbayar.

Disney juga sedang berencana untuk meluncurkan layanan yang lebih luas di kawasan Asia Tenggara.

"Disney akan terus memiliki bisnis media dan hiburan yang kuat di Asia Tenggara dan Hong Kong yang mencakup bisnis direct-to-consumer, studio entertainment, produk konsumen, game dan bisnis penerbitan, melayani konsumen dan mitra di kawasan ini,” ujar juru bicara perusahaan.

Baca juga: Perusahaan Layanan TV Berbayar MNC Bakal Melantai di Bursa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Variety
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com