JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah hasil studi menunjukkan, China selama satu dekade lebih telah menyalurkan bantuan dengan jumlah signifikan kepada berbagai negara berependapatan menengah ke bawah.
Bahkan, bantuan tersebut jumlahnya jauh lebih besar ketimbang yang dilakukan oleh Amerika Serikat atau negara-negara Eropa.
Lembaga studi AidData mencatat, selama 18 tahun, Negeri Tirai Bambu itu telah menyalurkan pinjaman atau hibah untuk 13.427 proyek, yang disalurkan kepada sekitar 165 negara, dengan nilai mencapai 843 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 12.012 triliun (asumsi kurs Rp 14.250 per dollar AS).
Baca juga: 5 Negara yang Tenggelam dalam Utang Terbesar pada 2021
Sebagian besar bantuan tersebut disalurkan dalam program ambisius Xi Jinping, Belt and Road Initiative (BRI).
Program yang dimulai pada 2013 itu dilakukan untuk membantu negara berpendapatan menengah ke bawah membangun infrastruktur, berkaitan dengan jalur global perdagangan baru.
Namun, hasil studi AidData menunjukan, tanpa disadari program tersebut justru membuat negara-negara penerima bantuan berhutang ke China, dengan total nilai sebesar 382 miliar dollar AS atau setara Rp 5.486 triliun.
Selama beberapa tahun terakhir, bantuan terkait program BRI terus mengalami pertumbuhan. Namun, alih-alih seperti hibah, sebagian besar bantuan justru dalam bentuk utang.
Selain itu, perjanjian pembiayaan yang ditawarkan China juga dinilai rancu, sehingga membuat sejumlah negara kebingungan terkait bantuan yang diberikan.
Baca juga: JPMorgan Siap-siap Hadapi Risiko Gagal Bayar Utang Pemerintah AS
"Hampir sekitar 70 persen pinjaman internasional China sekarang disalurkan langsung ke perusahaan negara, bank negara, perusahaan khusus negara, joint ventures, dan perusahaan swasta," tulis hasil studi tersebut, dikutip dari CNBC, Jumat (1/10/2021).
Dengan demikian, utang tersebut tidak masuk ke dalam daftar utang pemerintah negara. Namun, sebagian utang dijamin oleh negara, sehingga membuat adanya kerancuan terkait penggolongan jenis utang.
Hasil studi yang sama mengklaim, saat ini terdapat 42 negara yang memiliki utang ke China dengan rasio 10 persen lebih besar dari produk domestik bruto (PDB) mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.