Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Jaga Informasi Pribadi Agar Tidak Bocor

Kompas.com - 02/10/2021, 10:15 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Di tengah adaptasi digital yang tinggi, risiko bocornya informasi ke publik juga semakin besar.

Namun, sebenarnya ada acara yang bisa dilakukan untuk meminimalisir kebocoran data, yang berakibat kerugian.

Financial And Market Enthusiasts #Temantradingkamu Muhammad Gibran mengungkapkan, literasi keamanan informasi sangant penting.

Baca juga: [POPULER MONEY] Rencana Pembubaran 7 BUMN | Investasi Bodong Berkedok Robot Trading

Menurut Gibran, ada baiknya jika seseorang bisa menjaga privasinya di sosial media dengan mempertimbangkan apa yang penting/perlu dan tidak penting/perlu untuk dibagikan.

“Misalkan saja ada postingan yang sedikit vulgar, dimana ini hanya untuk circle tertentu. Lalu salah seorang teman di circle membagikannya ke publik. Ini tentu harus menjadi perhatian, dan kalau memutuskan untuk membagikan hal tersebut tentunya harus paham dengan konsekuensinya,” ujar Gibran dalam acara literasi digital bertajuk ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ yang digelar Kominfo dan Dyandra Promosindo, Jumat (1/10/2021).

Gibran juga menekankan pentingnya menyaring apa yang ingin di share kepada publik. Hal ini juga untuk meminimalisir penyebaran isu yang tidak benar.

Menurut dia, semua orang bisa menjadi media, namun tentunya perlu memperhatikan dan menimbang etika dan budaya.

Baca juga: Berapa Gaji PNS Sampai Banyak Orang Rela Nyogok Ratusan Juta Rupiah?

Tidak hanya itu, keamanan data pribadi juga berkaitan dengan scammer atau praktek penipuan atau pencurian uang melalaui dunia maya.

Ada beberapa kasus yang cukup santer terdengar di telinga seperti pembobolan ATM, kartu kredit, saldo e-commerce, pemalsuan dokumen, hingga human trafficking.

“Yang perlu dilakukan adalah tidak melakukan share nomor rekening bank ke media sosial. Membatasi copy atau scan KTP, KK, paspor, berhati-hati meng-input PIN dan OTP, penggunaan nama di media sosial, dan membatasi unggahan,” jelas Gibran.

Sementara itu, Tenaga Ahli Menkominfo RI Lathifa Al Anshori mengungkapkan, dalam menjaga keamanan data pribadi juga bisa dilakukan dengan tidak menginstal software yang illegal, seperti misalnya pinjaman online abal-abal.

“Untuk menghindari tersebarnya data pribadi, ada baiknya jika menggunakan software yang legal sehingga selalu ada update keamanan untuk OS yang kita pakai. Sebagai contoh, aplikasi pinkol abal-abal yang tidak terdaftar di OJK,” ujar Latifa.

Baca juga: Sepekan IHSG Naik 1,3 Persen, RNTH Melonjak Hampir 50 Persen

Selanjutnya, Anda perlu mempelajari semua aplikasi yang Anda pakai, dan selalu melakukan update.

Selain itu, penggunaan wifi juga perlu dibatasi, karena tidak menutup kemungkinan wifi juga menyedot informasi pribadi Anda yang cukup penting.

“Hati-hati ketika menggunakan wifi untuk keperluan transasksi keuangan. Ada biknya juga jika Anda tidak menunjukkan data pribadi atau sisi privasi untuk umum, seperti misalnya pamer sertifikat vaksin,” jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com