BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan blibli.com

Tahu Enggak? Ini Beda Kebiasaan Belanja Zoomer dan Milenial

Kompas.com - 10/10/2021, 12:33 WIB
Alek Kurniawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Belanja online kian menjadi tren bagi masyarakat Indonesia. Disrupsi kebiasaan belanja ini didorong oleh kalangan milenial.

Generasi yang lahir mulai dari 1980 hingga 1995 itu dianggap sebagai katalis dalam perkembangan industri ritel menuju transformasi digital. Selain milenial, generasi Z atau zoomer juga berperan penting dalam pertumbuhan tren belanja online.

Namun, bila ditelisik dari kebiasaan kedua generasi dalam berbelanja online, zoomer dan milenial ternyata memiliki perbedaan cukup signifikan. Perbedaan kebiasaan belanja ini didasari oleh aksesibilitas terhadap internet bagi kedua generasi.

Seperti diketahui, zoomer yang lahir mulai dari 1996 hingga 2010 tumbuh lebih dekat dengan perkembangan teknologi yang pesat. Sementara, generasi milenial baru mengenal internet ketika beranjak remaja atau dewasa.

Untuk mengetahui perbedaan kebiasaan belanja kedua generasi, simak ulasan berikut.

1. Eksplorasi terhadap brand

Berdasarkan riset Populix (2020), sebesar 62,65 persen zoomer menyatakan dirinya tidak terpaku pada satu brand ketika berbelanja. Hasil survei ini mengonfirmasi anggapan bahwa zoomer Indonesia cenderung eksploratif dalam berbelanja online.

Sementara, milenial bisa dibilang lebih loyal terhadap brand tertentu. Bahkan, beberapa milenial menyukai program loyalitas sebuah brand.

Meskipun begitu, kalangan milenial tak menutup kemungkinan bereksplorasi dan mencoba brand baru, tergantung preferensi pribadi masing-masing.

Generasi milenial dan zoomer punya preferensi harga yang berbeda saat berbelanja online.DOK. FREEPIK Generasi milenial dan zoomer punya preferensi harga yang berbeda saat berbelanja online.

2. Preferensi harga

Selain dalam hal loyalitas terhadap brand, generasi milenial dan zoomer juga memiliki preferensi yang agak berbeda terhadap harga suatu barang.

Hasil riset Populix menunjukkan bahwa generasi Z lebih memprioritaskan kualitas produk dibandingkan harga yang murah.

Sementara itu, milenial cenderung lebih sensitif terhadap harga. Bahkan, harga kerap menjadi hal utama dalam keputusan pembelian. Milenial pun lebih gemar membandingkan harga terlebih dahulu dari beberapa toko melalui mesin pencari.

3. Kenyamanan berbelanja

Dalam berbelanja online, konsumen tidak bisa melihat atau menyentuh produk yang hendak dibeli secara langsung. Hal ini mendorong toko pada e-commerce untuk menampilkan gambar atau video dengan kualitas terbaik dan menuliskan deskripsi produk secara detail.

Bagi zoomer, tampilan website yang nyaman dilihat menjadi faktor penting dalam berbelanja. Sementara itu, milenial lebih cenderung mencari informasi suatu produk atau brand lewat media sosial terlebih dahulu.

Oleh karena itu, pengelolaan media sosial yang apik juga menjadi unsur yang wajib diperhatikan brand untuk menarik hati konsumen milenial.

Ilustrasi belanja online.DOK. FREEPIK Ilustrasi belanja online.

4. Alasan belanja online

Program promosi yang menguntungkan menjadi salah satu faktor pendorong konsumen untuk berbelanja online di sebuah e-commerce. Pada dasarnya, semua kalangan, termasuk zoomer dan generasi milenial, menggemari program promosi yang dihadirkan e-commerce.

Perbedaan alasan berbelanja online justru terlihat pada laki-laki dan perempuan, baik di kalangan milenial maupun zoomer, terhadap program promosi tertentu.

Berdasarkan survei yang dilakukan Populix, sekitar 40 persen responden laki-laki lebih tertarik terhadap promo diskon atau potongan harga. Sementara itu, sebanyak 30 persen responden perempuan lebih menggandrungi promo ongkos kirim (ongkir).

Meski begitu, baik perempuan maupun laki-laki tetap menyukai ragam jenis program promosi yang dihadirkan e-commerce sepanjang program itu menguntungkan mereka.

Adapun salah satu program promosi yang kerap menjadi incaran konsumen Indonesia adalah festival belanja online yang digelar tiap bulan dan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang hadir tiap 12 Desember.

Hasil riset The Trade Desk bersama YouGov yang diumumkan Jumat (20/8/2021) mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia cenderung menyukai berbelanja saat festival belanja online.

Bahkan, 42 persen responden yang mengidentifikasi diri sebagai konsumen terencana (planner) mengaku berbelanja lebih banyak saat festival bulanan tersebut digelar.

Hal senada juga diungkap survei Nielsen Indonesia (2020). Berdasarkan survei ini, total transaksi pada Harbolnas 2020 mengalami peningkatan pesat sebesar 27,4 persen menjadi Rp 11,6 triliun dibandingkan Harbolnas 2019.

Bank Indonesia pun memprediksi bahwa tren belanja online masih akan terus tumbuh pada 2021 dengan nilai transaksi di e-commerce mencapai Rp 395 triliun atau tumbuh 48,4 persen dibandingkan 2020.

Dengan memahami tren tersebut, Blibli sebagai e-commerce lokal pun turut memeriahkan Harbolnas tahun ini dengan program “Dikagetin Histeria 10.10”.

Project Lead Blibli Wilson Kiantoro mengatakan, Blibli mengajak konsumen untuk menikmati program penawaran yang membuat jantung berdebar dan memacu hasrat belanja.

“Hal tersebut menegaskan posisi Histeria sebagai tradisi tahunan yang ditunggu pelanggan Blibli dalam mendapatkan produk yang diinginkan dengan kejutan penawaran terbaik,” ujar Wilson dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (9/10/2021).

Sebagai informasi, #DikagetinHisteria akan berlangsung pada1-12 Oktober 2021. Program promosi ini menghadirkan penawaran spesial, seperti Diskon Gercep Serba Rp 10.000, Brand Deals hingga 95 persen, cashback hingga Rp 10 Juta, Lucky Tap, dan Blibli Lelang mulai Rp 10 untuk mendapatkan produk incaran utama sepeda motor Yamaha MT25.

Selain itu, ada program Tambah ke Bag yang memberikan kesempatan bagi pelanggan yang menyimpan produk incaran mulai dari 6 hingga 9 Oktober untuk mendapatkan harga spesial saat membeli produk incaran tersebut pada 10-12 Oktober.

Ada pula kesempatan berburu barang incaran dengan harga kompetitif melalui Flash Sale hingga 12 Oktober. Beberapa produk yang akan ditawarkan di antaranya adalah produk terbaru dari Xiaomi, yaitu Redmi Buds 3 Pro, TV Samsung 32 inci, dan voucer staycation di jaringan Hotel Marriott.

Histeria 10.10 melibatkan ribuan seller dan brand serta menyediakan lebih dari 1 juta produk sehingga pelanggan bisa mendapat pilihan yang luas dalam mendapatkan produk yang diinginkan dengan harga terbaik di semua kategorinya.

Blibli juga berkolaborasi dengan 22 mitra pembayaran untuk memberikan diskon hingga Rp 1.010.000 bagi nasabah dari bank atau mitra pembayaran terkait.

“Blibli memastikan bahwa Dikagetin Histeria 10.10 tetap mengusung nilai tambah yang terus diberikan sejalan dengan komitmen customer satisfaction first, seperti jaminan produk orisinal, free ongkir, dua jam sampai, pengembalian barang dalam 15 hari, customer service 24/7, serta opsi pembayaran yang lengkap dan aman,” kata Wilson.

Blibli Cinta Bumi

Histeria tahun ini, tambahnya, juga semakin spesial karena akan melibatkan lebih banyak pelanggan dalam inisiatif #BlibliCintaBumi.

“Blibli Cinta Bumi merupakan inisiatif ramah lingkungan dari Blibli dalam mengurangi penggunaan plastik pada operasional bisnis,” jelas Wilson.

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, plastik berada pada posisi kedua sebagai jenis sampah dengan volume terbesar di Indonesia.

Lebih lanjut, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional menemukan fakta bahwa penggunaan plastik didominasi oleh monomaterial fleksibel, seperti kantong pengiriman produk, tas belanja, dan selotip.

Pemerintah pun berupaya untuk melakukan pengelolaan sampah secara berkelanjutan dan menargetkan Indonesia dapat bebas plastik pada 2040.

Memahami hal tersebut, Blibli berupaya untuk menjadikan kegiatan belanja daring menjadi lebih ramah lingkungan.

Oleh karena itu, Blibli mengajak pelanggan dan insan perusahaan untuk menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan serta menjalankan gaya hidup berkelanjutan. Hal ini dilakukan demi kelangsungan hidup alam Indonesia yang sehat dan bersih dengan menjalankan inisiatif #BlibliCintaBumi.

Dengan inisiatif #BlibliCintaBumi, pelanggan bisa mengelola sampah plastik dan kardus bekas yang dimiliki secara lebih mudah, baik dari kemasan produk hasil berbelanja di Blibli maupun sumber lain.

Pelanggan bisa menyerahkan sampah plastik dan kardus bekas tersebut ke Blibli melalui armada kurir BES dan layanan logistik in-house Blibli. Blibli juga menyediakan #BlibliCintaBumi Collection Boxes di lokasi tertentu untuk pengumpulan plastik dan kardus dari masyarakat.

“Kami berharap, #BlibliCintaBumi dapat menjadikan pengalaman berbelanja online lebih ramah lingkungan dan memberikan kontribusi nyata dalam menjaga keberlangsungan ekosistem hidup di Indonesia,” kata Wilson.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com