Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Energi Ancam Berbagai Negara di Dunia, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 11/10/2021, 08:40 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Krisis energi tengah terjadi di berbagai negara. Hal ini ditandai dengan meroketnya harga komoditas energi, seperti batu bara dan baru-baru ini minyak mentah.

Fenomena ini sedang diwaspadai oleh para petinggi negara. Pasalnya musim dingin segera tiba, sehingga permintaan terhadap komoditas energi terus akan terus meningkat.

Kelangkaan dan kenaikan harga komoditas energi di sejumlah negara disebabkan oleh terus pulihnya permintaan, setelah terdampak oleh pandemi.

Baca juga: Wall Street Ditutup Menguat Ditopang Kenaikan Harga Minyak dan Data Inflasi AS

Sementara dari sisi pasokan, negara-negara Eropa khususnya, tengah dihadapi oleh fenomena cuaca ekstrem, sehingga mempengaruhi kemampuan produksinya.

“Lonjakan harga ini menjadi krisis yang tidak terduga, di tengah gentingnya keadaan,” ujar Kepala Energi Uni Eropa, Kadri Simson, dikutip dari CNN, Senin (11/10/2021).

Di Eropa sendiri, harga gas alam ekuivalen minyak mentah saat ini diperdagangkan di kisaran harga 230 dollar AS per barrel, meroket 130 persen sejak awal September lalu, dan telah menguat 8 kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu.

Simson mengatakan, meskipun tidak mudah, saat ini tugas utama pemerintah ialah mengurangi dampak kenaikan harga energi di level masyarakat.

“Prioritas utama ialah untuk mengurangi dampak sosial dan melindungi masyarakat,” katanya.

Bukan hanya di Eropa, di negara-negara Asia Timur, biaya produksi gas alam telah naik 85 persen sejak awal September, dan saat ini mencapai sekitar 204 dollar AS per barrel setara minyak.

Baca juga: Harga Batu Bara Acuan Oktober Tembus 161,63 Dollar AS Per Ton

Sementara itu di Amerika Serikat walaupun masih lebih rendah, biaya produksi dan ekspor gas alam di Negeri Paman Sam itu telah mencapai level tertinggi dalam kurun waktu 13 tahun terakhir.

Krisis energi yang dihadapi oleh negara-negara di belahan dunia ini diproyeksi tidak akan menemukan solusi yang mudah.

Sebab, kenaikan harga murni disebabkan oleh ketidakselarasan antara permintaan yang tengah meroket dan pasokan yang tengah menurun.

“Tidak pernah sebelumnya harga energi menguat begitu cepat,” ucap analis energi Société Générale.

Baca juga: Krisis Energi Belum Mereda, Harga Minyak Acuan Dunia Melonjak ke Level Tertinggi 3 Tahun,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usia Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usia Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com