Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Menyoal Jurus ATM yang Tidak Selalu Tepat

Kompas.com - 11/10/2021, 13:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frangky Selamat

SEJUMLAH praktisi bisnis yang diundang ke kampus untuk berbagi pengalaman berwirausaha kepada mahasiswa kerap kali mengutarakan jurus ATM alias "amati, teliti, modifikasi" atau ada yang menyebut "amati, tiru, modifikasi" sebagai salah satu kunci sukses membangun dan mengembangkan usaha.

Jurus ATM mendorong calon wirausaha untuk melihat ke pasar yang terdiri atas sekelompok konsumen aktual atau potensial dari produk yang akan ditawarkan.

Jika mau disebut sebuah pendekatan, ATM mendorong wirausaha mencari data dan informasi, mengenai kebutuhan dan kenginan pasar, dengan mengambil jalan pintas, yaitu melihat apa yang sudah dilakukan kompetitor.

Praktik ini sudah banyak dilakukan pebisnis yang membuat kemiripan hingga sulit dibedakan oleh konsumen. Mengandalkan tren sesaat dan berasumsi pasar akan menyukai tawaran serupa tetapi memberikan alternatif berbeda.

Akibatnya banyak bisnis serupa bermunculan menawarkan produk sejenis, hanya kemasan, variasi, dan nama merek sebagai pembeda.

Bagi wirausaha pendekatan ATM dianggap dapat meminimalkan risiko yang mesti diambil. Produk kompetitor yang berhasil dianggap telah memberikan gambaran sesungguhnya tentang pasar yang akan dilayani.

Daripada harus memulai dari nol, yang belum tentu berhasil, lebih baik memilih cara pragmatis. Barangkali seperti itu pemikirannya.

Walhasil, ada yang berhasil, tidak sedikit yang berumur pendek, alias bisnisnya tidak lanjut. Apakah ini salah?

Baca juga: Apa Itu Wirausaha dan Kewirausahaan?

Fokus pada pelanggan bukan kompetitor

Ash Maurya (2012) penulis buku "Running Lean, Iterate from Plan A to a Plan that Works" mengungkapkan bahwa terdapat kesalahpahaman mengenai bagaimana produk sukses dibangun.

Media menyenangi cerita indah visi wirausaha merancang dan mengembangkan produk, kemudian menyusun bagan langkah-langkah mencapainya. Realitas yang terjadi tidak sesederhana itu. Jatuh bangun mengiringi keberhasilan.

Jurus ATM seperti mau mengeliminasi bagian ini. Jika ada cara lebih mudah kenapa mengambil yang lebih sulit. Tapi karakter wirausaha yang berani mengambil risiko terukur (calculated risk taking) tidak terjadi. Malah cenderung menghindari risiko (risk averse).

Lebih lanjut Maurya mengemukakan pendekatan klasik yang produk sentris. Fokus pada pengembangan produk tetapi melupakan validasi dari pelanggan atas produk itu.

Sejatinya pelanggan dilibatkan dari awal yaitu identifikasi kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi. Atau mengenai problem yang belum sepenuhnya mereka peroleh solusinya.

Pelanggan tidak akan mengungkapkan secara riil, produk apa yang mereka perlukan. Steve Job mengatakan, "It is not the customer’s job to know what they want." Memang bukan tugas pelanggan untuk mengetahui yang mereka inginkan karena justru itu menjadi tugas wirausaha.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com