Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF Pangkas Lagi Ekonomi RI, Kemenkeu: Pemerintah Waspadai Risiko Global

Kompas.com - 13/10/2021, 21:09 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 3,2 persen (yoy) sepanjang 2021. Proyeksi ini menurun dibanding 3,9 persen dalam perkiraan bulan Juli 2021.

Penurunan proyeksi disebabkan oleh bayangan risiko global yang perlu diwaspadai ke depan, antara lain pemulihan yang tidak merata karena ketimpangan vaksin, perkembangan mutasi Covid-19, risiko inflasi, volatilitas pasar keuangan, serta menurunnya stimulus ekonomi di berbagai negara.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, pemerintah akan mewaspadai risiko global tersebut.

Baca juga: IMF Kembali Pangkas Ekonomi RI Jadi 3,2 Persen, Apa Sebabnya?

Untuk mempertahankan pemulihan ekonomi yang telah terjadi, pihaknya memastikan kebijakan ekonomi dan fiskal akan terus diarahkan mendukung upaya pengendalian pandemi, menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi, serta akselerasi reformasi struktural.

“Dengan semangat pengendalian pandemi, pemulihan ekonomi dan reformasi yang kuat, Pemerintah berupaya untuk menciptakan pertumbuhan dan pembangunan Indonesia yang berkesinambungan dan inklusif di tengah lingkungan global yang menantang,” kata Febrio dalam siaran pers, Rabu (13/10/2021).

Febrio menuturkan, pandemi Covid-19 hingga saat ini masih terus menjadi fokus perhatian Pemerintah. Meski telah melewati puncak gelombang Covid-19 akibat Delta Varian, kapabilitas dalam penanganan pandemi akan terus ditingkatkan.

"Pemerintah mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga kewaspadaan dengan tetap disiplin pada protokol kesehatan serta terus menyukseskan program vaksinasi yang diharapkan dapat menjangkau 208 juta penduduk," ucap Febrio.

Adapun per 12 Oktober 2021, total vaksinasi Indonesia mencapai 157,93 juta dosis atau sekitar 28,87 persen terhadap populasi. Rinciannya, dosis pertama mencapai 100,32 juta dosis (36,68 persen) dan dosis kedua 57,61 juta dosis (21,06 persen).

Seiring dengan membaiknya pandemi, Febrio mengungkapkan, momentum pemulihan ekonomi pun telah menguat khususnya sejak September 2021. Hal ini tercermin dari berbagai indikator ekonomi, seperti mobilitas penduduk dan PMI Manufaktur yang kembali ke level ekspansif.

Febrio yakin, momentum pemulihan ekonomi akan terus berlanjut seiring perbaikan kondisi pandemi, akselerasi vaksinasi yang akan terus didorong, serta dukungan berbagai kebijakan yang supportif dan terukur.

"Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut termasuk perkembangan indikator ekonomi terkini, Pemerintah melihat outlook pertumbuhan Indonesia di 2021 di kisaran 3,7 – 4,5 persen," pungkas Febrio.

Sebagai informasi, berdasarkan WEO IMF edisi Oktober 2021, proyeksi ekonomi Indonesia tidak sedalam koreksi yang menimpa negara ASEAN-5 lainnya, yakni Thailand 1,0 persen (turun 1,1 poin) Malaysia 3,5 persen (turun 1,2 poin), Filipina 3,2 persen (turun 2,2 poin), dan Vietnam 3,8 persen (turun 2,7 poin).

Baca juga: Kemendag: Ekonomi Digital Indonesia Berpotensi Tumbuh 8 Kali Lipat di 2030

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com