Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaji Masih UMR, Apa Bisa Investasi Saham?

Kompas.com - 16/10/2021, 16:10 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Melihat geliat di pasar modal akhir-akhir ini, banyak orang terutama milenial yang ingin terjun langsung bermain saham. Lantas apakah seseorang dengan gaji pas-pasan atau sesuai Upah Minimum Regional (UMR), bisa investasi saham?

Perlu dicatat, investasi saham bukanlah hal yang main-main, butuh pembekalan dan juga dana yang memadai. Bernadus Wijaya CEO of Sucor Sekuritas mengungkapkan, untuk memulai berinvestasi hal utama yang paling penting adalah memastikan rencana finansial dan harus mencukupi kebutuhan diri sendiri.

“Sebelum mulai investasi saham, hal terpenting adalah financial planning dan harus mencukupkan diri atas apa yang ada. Jangan juga besar pasak daripada tiang, plus jangan memiliki mental ngutang,” kata Bernard dalam rangkaian acara virtual CMSE 2021, Sabtu (16/10/2021).

Baca juga: Saham Teknologi Kian Diminati Investor Pasar Modal

Menurut Bernard, orang dengan gaji UMR bisa saja investasi saham. Namun pastikan dulu berbagai kebutuhan telah terpenuhi dengan melakukan perencanaan keuangan. 

Misalnya biaya makan diatur Rp 25.000 sekali makan. Jika dikalikan dengan 3 kali makan, maka kurang lebih Rp 75.000 per hari. Jika dikalikan dengan 30 hari, maka kurang lebih membutuhkan Rp 2,25 juta untuk makan dalam sebulan.

“Jangan mental ngutang, dan cukupkan diri sendiri. Untuk kebutuhan seperti tempat tinggal, carilah yang murah dengan gaji segitu. Jangan lupa, ada beberapa biaya yang perlu Anda siapkan seperti biaya zakat, entertainment dan kebutuhan tidak terduga lainnya sekitar Rp 500.000,” jelas dia.

Jika biaya hidup sudah dikalkulasi, pastikan memiliki dana darurat yang jumlahnya 3 kali dari kebutuhan hidup Anda sebulan. Bernard mengungkapkan, biaya hidup di Jakarta berada di kisaran Rp 3,5 juta.

Baca juga: Tips Investasi Saham bagi Pemula

Dengan nominal tersebut, maka dana darurat yang perlu Anda siapkan adalah Rp 10,5 juta. Namun, nominal tersebut jangan buru-buru dimasukkan ke dalam saham. Sebagai pemula, Bernard menyarankan untuk memulai dari reksa dana pasar uang.

“Jangan langsung dimasukkan ke dalam saham, masuklah dulu ke tahap deposit yang bisa dicairkan kapan saja, misalnya reksa dana pasar uang. Setelah memiliki dana darurat, baru Anda bisa mulai investasi di pasar saham,” ujar Bernard.

Bernard juga menyarankan agar investor tidak ikut-ikutan ketika membeli saham. Dia mengimbau agar investor bisa sering mengikuti workshop, seminar, membaca buku, mencari tahu tentang saham melalui kanal YouTube dan sebagainya.

CEO Ajaib Group Anderson Sumarli menambahkan, sebelum melakukan investasi tentunya perlu memastikan kebutuhan primer tidak terganggu. Ia juga mengimbau agar uang yang dipakai untuk investasi bukan uang kebutuhan sehari-hari, uang sekolah, atau uang untuk kebutuhan prioritas.

"Investasi terbesar di dunia adalah diri sendiri. Jangan beli saham, lalu enggak bisa makan, enggak bisa bayar uang sekolah. Kalau masih pas-pasan jangan maksa, mungkin bisa coba dari reksa dana dulu, karena bisa mulai dari Rp 10.000,” kata Anderson.

Baca juga: Investasi Saham Tidak Menakutkan asal Pakai Cara Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com