Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Obituari Frans Wenas

Kompas.com - 19/10/2021, 12:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MINGGU lalu saya menerima berita duka dari keluarga Frans Wenas yang mengabarkan telah berpulang kerumah Bapa di Surga dengan tenang Saudara/Ayah/Opa tercinta Bapak Frans Wenas di RS Polri Kramat Jati pada Kamis 14 Oktober 2021, Pk 12.20 WIB.

Sekitar tahun 1970-an saya pernah ditugaskan terbang dengan pesawat Dakota di Papua pada perusahaan MNA (Merpati Nusantara Airlines) yang kini sudah tiada. Ketika itu cukup banyak pesawat terbang Twin Otter MNA yang beroperasi di Papua dan cukup banyak pula pilotnya yang berasal dari Angkatan Udara dan juga Polri.

Di antara mereka itu saya sempat bersahabat dengan 2 pilot Polri, Capt. John Brata dan Capt. Frans Wenas. Dalam perjalanannya kemudian karena sering berjumpa mereka yang selalu tampak berdua, maka guyonan saya pada mereka adalah “pasangan ganda terkuat Pilot Polri” yang bertugas di MNA.

Demikian pula pada saat mengikuti pendidikan di Seskoau di tahun 1980-an Capt Frans Wenas menjadi siswa tamu di Seskoau dan Capt. John Brata menjadi perwira siswa di SespimPolri. Seskoau dan Sespim Polri lokasi nya tidak berapa jauh dan keduanya terletak di Kawasan Lembang.

Sebagai perwira siswa yang tinggal di Jakarta dan tengah menempuh pendidikan di Lembang, maka acara rutin setiap Jumat sore adalah pulang ke Jakarta dan Minggu malam berangkat ke Lembang.

Saya masih ingat, Frans Wenas selalu mengunakan mobil VW kodok yang entah apa sebabnya bisa ngebut tidak kalah dengan mobil baru. Saya masih ingat karena beberapa kali saya “nebeng” Frans Wenas, naik VW kodok rute Jakarta Lembang dan sebaliknya.

Walau agak ngebut, akan tetapi Frans Wenas tetap mematuhi dengan baik semua aturan lalu lintas. Sebagai perwira Polri, bahkan ketika macet di jalan, biasanya di daerah puncak, tidak jarang Frans Wenas turun tangan membantu kelancaran arus lalu lintas di tengah jalan.

John Brata dan Frans Wenas adalah pilot Polri yang tidak hanya mengantongi banyak jam terbang di MNA, akan tetapi juga menerbangkan banyak tipe pesawat yang dimiliki satuan udara Polri. Dalam salah satu kesempatan ketika libur Frans Wenas sempat menerbangkan sendiri pesawat Polri dan mengajak saya dan siswa mancanegara asal Australia Letkol Garry Dunbar ke pulau seribu.

Selesai Sesko saya masih kerap berjumpa dengan John Brata dan Frans Wenas dalam banyak kegiatan yang berkait dengan penerbangan. Frans Wenas kemudian terlihat banyak pada kegiatan keselamatan penerbangan sebagai investigator di KNKT.

Kepeduliannya terhadap Aviation Safety banyak ditopang oleh perjalanan panjang pengalaman terbang di daerah pedalaman Papua dan daerah daerah lainnya. Sebagai Perwira Polri tentu saja Frans Wenas memiliki nilai tambah dalam banyak hal berkait dengan keselamatan terbang dan penegakan aturan yang baku.

Di tahun 2009 – 2010 Frans Wenas bersama John Brata masih tampak terus bergulat dalam mencoba merumuskan ulang posisi dan tugas pokok KNKT untuk meningkatkan kinerja Lembaga investigasi kecelakaan transportasi itu.

Terakhir, kebersamaan saya dengan Frans Wenas adalah pada penghujung tahun 2019 ketika kami bersama sama dengan beberapa teman mendirikan Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI). Tempat belajar bersama para akademisi dan praktisi tentang kedirgantaraan.

Pasangan ganda terkuat John Brata dan Frans Wenas nyaris tidak pernah absen dalam pertemuan bulanan yang secara intens diselenggarakan. Sayang dengan merebaknya pandemi Covid-19 pertemuan bulanan ini hanya dapat berlangsung secara virtual melalui zoom meeting, menyesuaikan diri dengan protokol kesehatan.

Belakangan Frans Wenas terdengar mulai sakit sakitan, namun masih tetap bersemangat mengikuti kegiatan di PSAPI. Setidaknya Frans Wenas tetap konsisten dalam keperduliannya terutama pada masalah keselamatan penerbangan, airmanship dan juga tentang kedaulatan negara di udara khususnya dalam isu FIR Singapura. Keperdulian yang di lakoni sampai akhir khayatnya.

Kini Frans Wenas telah tiada, telah berpulang ke ranah yang abadi, rumah bapa di Surga, namun spirit bagi keselamatan penerbangan yang diembannya tidak akan pernah pergi.

Keluarga besar kedirgantaraan nasional telah kehilangan salah satu tokohnya. Pusat Studi Air Power Indonesia telah kehilangan salah seorang yang turut mendirikannya.

Selamat Jalan Frans Wenas, Pilot Senior Perwira Polri yang banyak jasanya dalam pengembangan penerbangan sipil nasional. May He Rest in Peace .

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com