Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciptakan Bisnis yang Sehat, Menkop UKM Harap Koperasi-koperasi Kecil Segera Merger

Kompas.com - 22/10/2021, 10:35 WIB
Elsa Catriana,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berkomitmen menumbuhkan koperasi-koperasi sehat di Indonesia.

Untuk itu, ia meminta koperasi-koperasi kecil segera merger membentuk koperasi besar.

Koperasi Karyawan Redrying (Kareb) Unit Mitra Produksi Sigaret (MPS) Kapas di Bojonegoro, Jawa Timur misalnya. Koperasi ini digagas oleh sekitar 76 orang pekerja Perum Pengeringan Tembakau Bojonegoro (PPTB) pada tahun 1976.

Baca juga: Menilik Kasus UMKM Frozen Food, Terancam Denda Rp 4 Miliar Hingga Aturan Mainnya

Koperasi Kareb saat ini memiliki total aset mencapai Rp 160 miliar, 28 unit armada angkutan pribadi, dan mempekerjakan sekitar 1.900 orang yang 90 persennya merupakan ibu rumah tangga.

Menurut Teten, apa yang dilakukan Koperasi Kareb bisa menjadi contoh bagaimana koperasi yang sehat ini makin diperbesar skala bisnisnya sehingga memperbesar pula penyerapan tenaga kerja dan memberikan manfaat kepada perekonomian daerah maupun nasional.

“Kami sangat serius dalam mengembangkan koperasi-koperasi sehat di daerah. Di mana koperasi kecil-kecil baiknya merger saja. Koperasi ini sebagai instrumen mengkonsolidasikan usaha mikro baik di sektor pertanian, perikanan, perkebunan, dan lainnya,” kata Teten saat mengunjungi pabrik tembakau Koperasi Kareb di Bojonegoro, dikutip Kompas.com melalui siaran resminya, Jumat (22/10/2021).

Teten menuturkan, pihaknya juga sedang menginventarisasi koperasi-koperasi mana saja yang bisa di-scaling up.

Baca juga: Menaker: UMKM Berperan Penting Serap Tenaga Kerja Perempuan

“Pengalaman dari koperasi di luar negeri itu tumbuh karena merger. Ini kami piloting, supaya koperasi jadi kekuatan yang besar,” ungkap Teten.

Kemenkop UKM juga telah menyediakan LPDB-KUMKM guna memperkuat pembiayaan koperasi sebagai agregator. Bagaimana menyiapkan koperasi bermitra dengan usaha besar.

Menurut Teten, hal ini dilakukan supaya yang usaha besar dan kecil ini tidak bersaing, tetapi justru bermitra. UMKM, katanya, harus terhubung dalam rantai pasok ekonomi global.

“Ke depan persaingan global akan dimenangkan oleh kekuatan dalam inovasi,” kata dia.

Pemerintah pun menargetkan sebanyak 30 juta UMKM terhubung dalam ekosistem digital di tahun 2024. Saat ini baru sekitar 15,9 juta UMKM yang terhubung secara digital.

Baca juga: Soal Izin Edar Frozen Food, Asosiasi UMKM Soroti Koordinasi Pemerintah dengan Kepolisian

“Untuk menggenjot ini makanya disasar kota-kota kedua seperti di Bojonegoro supaya adaptasi UMKM digital lebih cepat tercapai,” jelas Teten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com