Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ma'ruf Amin: Kemiskinan Tak Bisa Dikurangi hanya dengan Bansos

Kompas.com - 22/10/2021, 17:42 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi masyarakat di setiap daerah dalam rangka pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia.

Pernyataan tersebut disampaikan Ma'ruf setelah melakukan kunjungan kerja ke-7 provinsi, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Dalam kunjungan tersebut, Ma'ruf melakukan koordinasi terkait penanganan ekstrem di setiap daerah, sekaligus kunjungan ke berbagai sentra usaha daerah.

Baca juga: Entaskan Kemiskinan Ekstrem, Pemerintah Andalkan Program Inkubator Bisnis

"Pertimbangan saya menghubungkan dua kegiatan tersebut adalah karena kita tidak akan dapat mengentas kemiskinan hanya dengan memberikan bantuan sosial, tapi harus dibarengi dengan pemberdayaan ekonomi rakyat," kata dia, dalam gelaran Trade Expo Indonesia 2021, Jumat (22/10/2021).

Oleh karenanya, pengembangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi sangat penting, sebab sektor usaha itu menjaring tenaga kerja paling besar di Indonesia.

"Dalam kunjungan kerja itu Saya juga mengamati pentingnya kehadiran pemerintah dan pihak swasta melalui kebijakan yang holistik dan komprehensif," ujar Ma'ruf.

Menurut Ma'ruf, pemberdayaan ekonomi dan UMKM daerah, bisa berjalan beriringan dengan upaya pemerintah menciptakan rantai ekonomi halal atau halal value chain nasional.

Pengembangan UMKM dapat mendukung peningkatan kualitas industri halal, yang pada akhirnya akan memperkuat rantai ekonomi halal nasional.

Baca juga: Pemerintah Targetkan Kemiskinan Ekstrem di 7 Provinsi Hilang Akhir 2021

"Rantai nilai halal itu harus saling diintegrasikan, harus saling terintegrasi dan dikembangkan secara stimultan, mulai dari infra regulasi, pengembangan, industri halal, keuangan syariah, dan social syariah, serta tidak kalah pentingnya para pelaku usaha dan bisnis syariah," ucap Ma'ruf.

Sebagai informasi, pemerintah menargetkan pada tahun 2024 tingkat kemiskinan ekstrem dapat diturunkan mencapai 0 persen. Adapun data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan, angka kemiskinan ekstrem mencapai 10,86 juta jiwa, atau sebanyak empat persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com