Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencermati Peluang Investasi Saham Jelang Akhir Tahun

Kompas.com - 25/10/2021, 11:08 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Optimisme pemulihan aktivitas ekonomi menjadi tema utama bagi pasar saham Indonesia pada kuartal empat di tahun ini. Hal ini melihat fundamental yang semakin baik, yakni rupiah relatif kuat, imbal hasil obligasi Indonesia stabil, dan rilis data ekonomi menunjukkan pemulihan yang diharapkan.

Portfolio Manager, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Andrian Tanuwijaya mengungkapkan, faktor pelonggaran aktivitas yang diberlakukan dapat mendorong kinerja pasar saham Indonesia. Di sisi lain, meningkatnya aliran modal ke pasar domestik juga menjadi katalis positif di pasar modal.

“Antusiasme dan optimisme pelaku pasar akan pemulihan aktivitas domestik sudah terlihat dari meningkatnya inflow baik dari investor lokal maupun asing. Rata-rata nilai perdagangan harian selama minggu pertama di bulan Oktober mencapai level tertinggi sejak Januari 2021 sebesar Rp 15,5 triliun,” kata Andrian dalam siaran pers, Minggu (14/10/2021).

Baca juga: Mengenal Apa Itu Stock Split Saham dan Dampaknya Bagi Investor

Andrian menambahkan, katalis positif yang menggerakkan pasar modal juga mencakup peningkatan jumlah vaksinasi, membaiknya kepercayaan konsumen, kenaikan harga komoditas, serta perbaikan earnings perusahaan.

“Ini diharapkan dapat mendorong penguatan pasar saham Indonesia sampai dengan akhir tahun,” tambah dia.

Di sisi lain, dengan membaiknya kondisi pasca pandemi, dan antusiasme pembukaan kembali perekonomian Indonesia mendorong kenaikan pada saham sektor conventional economy (ekonomi lama), mengalahkan saham sektor new economy yang sempat menjadi primadona investor.

Menurut Andrian, sejak awal tahun, terdapat polarisasi yang cukup signifikan antara kinerja saham yang dikategorikan sebagai conventional economy dengan new economy. Hal ini bisa dengan mudah terlihat dari Indeks LQ45 yang di suatu masa sempat underperformed dibandingkan IHSG sebesar 13 persen.

“Oleh karena perbedaan kinerja yang signifikan tersebut, kami melihat fenomena rotasi sektoral yang terjadi belakangan merupakan hal yang wajar apalagi memang didukung oleh beberapa berita positif seperti angka Covid-19 yang terus menurun secara konsisten,” jelas dia.

Adapun risiko yang perlu dicermati investor kedepannya, mencakup ketersediaan vaksinasi yang luas, efektivitas penanganan pandemi, serta komunikasi pemerintah dan bank sentral akan perubahan kebijakan moneter dan fiscal, termasuk besaran dan kecepatannya.

Dia juga menyebut, kualitas dari rilis data ekonomi dalam beberapa bulan mendatang turut mempengaruhi bagaimana pengetatan kebijakan moneter global akan dilakukan.

Baca juga: Menakar Prospek Harga Saham BBCA Hingga Akhir Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com