Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Dipatok Tumbuh 4 Persen, Sri Mulyani: Proyeksi IMF dan OECD Terlalu Rendah

Kompas.com - 27/10/2021, 14:05 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi ekonomi Indonesia sepanjang 2021 mencapai 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Bendahara negara ini mengatakan, proyeksi itu meningkat dibandingkan sebelumnya. Proyeksi pun lebih tinggi dibanding prediksi lembaga internasional seperti OECD dan IMF yang masing-masing 3,7 persen dan 3,2 persen.

Baca juga: BRI Cetak Pertumbuhan Laba 34,7 Persen di Kuartal III Tahun 2021

"Prediksi dan proyeksi IMF dan OECD yaitu 3,2 persen dan 3,7 persen tahun ini menurut kita terlalu rendah," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers hasil rapat KSSK, Rabu (27/10/2021).

Mantan Direktur Pelaksana Bank dunia ini menjelaskan, perubahan proyeksi menjadi lebih optimistis lantaran Indonesia termasuk negara yang cepat menangani penyebaran varian Delta Covid-19 sejak akhir Juni 2021.

Sepanjang kuartal III 2021, pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5 persen dan kuartal IV 2021 mencapai 5,4 persen.

"Walaupun kita dihantam varian Delta dan ternyata dengan langkah pemerintah bisa mengendalikan secara cukup cepat dan efektif menyebabkan outlook untuk pertumbuhan ekonomi kuartal III menjadi lebih baik di 4,5 persen," tutur Sri Mulyani.

Dia berharap, pemulihan ekonomi dan turunnya kasus aktif berlanjut hingga akhir tahun dan awal tahun depan.

Baca juga: Waspadai Inflasi Dunia, Sri Mulyani: Disrupsi Lebih Panjang dari Perkiraan...

Sri Mulyani menyebut, pengendalian pandemi Covid-19 menjadi kunci penting untuk menormalisasi kegiatan ekonomi.

Di sisi lain, pemerintah terus mengakselerasi vaksinasi Covid-19.

"Proyeksi ini selalu berbasis kepada apakah suatu negara mampu mengendalikan Covid-19 terutama Delta. Vaksinasi dan prokes akan menjadi kunci untuk normalisasi kegiatan ekonomi, dan tentu APBN akan terus mendorong dan mendukung mulai dari agregat demand, konsumsi, maupun investasi," pungkas Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com