Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengawali Pagi, IHSG dan Rupiah Kompak Melaju di Zona Merah

Kompas.com - 28/10/2021, 09:29 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona merah di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (28/10/2021). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.08 WIB, IHSG berada pada level 6.570,55 atau turun 31,65 poin (0,4 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.602,2.

Sebanyak 163 saham melaju di zona hijau dan 214 saham di zona merah. Sedangkan 177 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,13 triliun dengan volume 2,14 miliar saham.

Baca juga: IHSG Diprediksi Melemah, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pagi ini bursa saham asia mayoritas merah dengan penurunan Shanghai Komposit 0,55 persen, Nikkei 0,88 persen, dan Strait Times 0,04 persen. Sementara itu Hang Seng Hong Kong menguat 1,2 persen.

Wall Street pagi ini ditutup mayoritas merah dengan penurunan Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,74 persen, dan indeks S&P 500 0,51 persen. Sementara indeks acuan saham teknologi AS Nasdaq naik 0,13 poin.

Sebelumnya, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper mengatakan, indeks secara teknikal candlestick membentuk long black body mengindikasikan potensi bearish setelah gagal menembus resistace all-time high.

“IHSG diprediksi melemah. Pelemahan diperkirakan akan bersifat sementara karena didorong oleh pemulihan ekonomi serta rilis kinerja emiten kuartal III tahun 2021. Sementara kekhawatiran akan tapering sedikit memudar,” kata Dennies dalam rekomendasinya.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.04 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.208 per dollar AS, atau atau turun 35 poin (0,2 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.172 per dollar AS.

Baca juga: Wall Street Melemah, S&P 500 dan Dow Jones Terseret Saham Cyclical

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi karena kenaikan inflasi akibat terhambatnya suplai dan kenaikan harga energi.

"Pasar khawatir akan perlambatan ekonomi karena kenaikan inflasi yang terjadi karena terhambatnya suplai dan kenaikan harga energi. Kenaikan inflasi bisa memicu bank-bank sentral dunia mengetatkan kebijakan moneternya yang malah bisa menekan laju pertumbuhan ekonomi," kata Ariston kepada Kompas.com.

Pasar juga masih mengantisipasi kebijakan tapering AS yang mungkin akan diumumkan setelah rapat kebijakan moneter Bank Sentral AS pada tanggal 4 November 2021.

Ariston memproyeksikan hari ini rupiah bisa bergerak pada kisaran Rp 14.200 per dollar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.150 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com