Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Memproyeksi Ekonomi RI Tumbuh 3,7-4,5 Persen di Akhir 2021

Kompas.com - 29/10/2021, 12:21 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memperkirakan hingga akhir tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada kisaran 3,7-4,5 persen.

Proyeksi tersebut ia sampaikan ketika menghadiri acara Pameran Pasifik ke-2 yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Wellington, Selandia Baru secara virtual.

Baca juga: Bertemu PM Inggris, Luhut Bawa Isu Perubahan Iklim dan Energi Baru Terbarukan

"Dengan laju pemulihan ekonomi saat ini, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan pulih dari pertumbuhan negatif tahun lalu dengan pertumbuhan sebesar 3,7 sampai dengan 4,5 persen pada akhir tahun ini," buka Luhut dalam paparannya, dikutip Jumat (29/10/2021).

Sedangkan prediksi pertumbuhan ekonomi RI pada tahun depan, Luhut optimistis akan meningkat kisaran 5,2-5,5 persen dan selanjutnya tumbuh menjadi 6 persen melalui transformasi ekonomi.

"Masih banyak bidang perdagangan, investasi, dan kerja sama yang perlu dijajaki bersama oleh Indonesia dan negara-negara Pasifik untuk mengatasi tantangan dunia yang terus berubah sambil berinvestasi pada manusia dan gagasan untuk mewujudkan masa depan yang lebih cerah. Kita harus proaktif, adaptif, dan gesit," tutur dia.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, untuk menyandang status negara berpendapatan menengah harus menghasilkan 4.000 dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 56,4 juta tiap tahunnya.

Baca juga: Luhut Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

"Negara-negara yang mau berprogres dari status negara berpendapatan menengah adalah negara-negara yang menghasilkan sekitar 4,000 dolar AS per kapita tiap tahunnya. Dikali tiga yaitu 12,000 dolar AS, ini angka yang dibutuhkan untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi," jelas Lutfi.

Ia menambahkan, bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini akan segera berakhir.

Sebelum itu berakhir, Indonesia harus memanfaatkan momentum ini untuk melipatgandakan produk domestik bruto (PDB) menjadi 12.000. Angka itu akan berakhir antara tahun 2038 dan 2040.

Pada dasarnya sekarang Indonesia memiliki waktu sekitar 17-18 tahun untuk melipatgandakan PDB menjadi negara berpenghasilan tinggi.

Baca juga: LRT Tabrakan, Dirut INKA Minta Maaf ke Luhut hingga Erick Thohir

Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya dalam sambutannya mengatakan, Covid-19 telah berdampak pada ekonomi dan mata pencaharian masyarakat khususnya negara-negara Kepulauan Pasifik yang sangat bergantung pada pariwisata.

"Sebuah pasar gabungan dengan 300 juta orang, dan nilai perdagangan 2,3 dollar AS, kawasan Pasifik adalah kawasan yang sangat menguntungkan dan mengalahkan mesin pertumbuhan dan ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia,” ujar Tantowi.

Untuk mencapai tujuan ini, negara-negara Pasifik perlu melakukan diversifikasi melalui penguatan strategi perdagangan, investasi, dan ekonomi kreatif.

Arus barang dan jasa yang lancar mendorong pertumbuhan dan memberikan kontribusi ekonomi yang berkelanjutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com