Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersiap IPO, Perusahaan Sawit Ini Bidik Dana Rp 2 Triliun

Kompas.com - 29/10/2021, 18:11 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Sawit Nusantara Sejahtera (NSS) siap melepas 13,5 miliar  saham sebelum akhir tahun 2021. Perusahaan perkebunan sawit ini membidik dana dari pasar modal sekitar Rp 1,6 triliun hingga Rp 2 triliun.

Wakil Direktur Utama NSS, Kurniadi Patriawan mengungkapkan, hasil IPO akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas usaha, antara lain membangun pabrik, mengelola land bank yang masih ada sekitar 20.000 hektar, serta pengembangan bisnis lainnya. NSS juga sangat terbuka untuk bermitra dengan petani rakyat sebagai lahan plasma.

“Kami melepas 40 persen saham melalui penawaran saham umum perdana (IPO). Awalnya kami targetkan tambahan modal Rp 1,6 triliun. Namun, melihat situasi dan perkembangan yang ada, range sekitar Rp 1,6 triliun hingga Rp 2 triliun,” jelas Kurniadi secara virtual, Jumat (29/10/2021).

Baca juga: Santer Kabar IPO Star Energy, Ini Kata Barito Pacific

Perseroan berencana akan menambah pabrik menjadi lima unit, yaitu 3 PKS berkapasitas produksi 180 ton per jam dan 2 PKS dengan kapasitas produksi 90 ton per jam. Dengan begitu, produksi TBS diharapkan dapat bertambah di atas 23 ton per hektare per tahun, COP sebanyak 240.000 ton per tahun dan OER sebesar 24 persen.

Senior Technical Portfolio Advisor PT Samuel Sekuritas Indonesia, Muhammad Alfatih, mengatakan waktu yang dipilih NSS untuk melepas saham ke public sudah tepat, menyusul adanya kenaikan tren harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO).

Dia memperkirakan harga CPO akan terus naik. Bahkan saat ini, harga sawit rata-rata sepanjang tahun ini, sudah menyentuh angka tertinggi sepanjang sejarah produksi sawit dunia. Dari sisi potensi respons pelaku pasar, dia menilai pasar modal Indonesia sedang menguat, sedangkan posisi saham sawit masih lagging atau relatif rendah, sehingga masih berpotensi besar untuk menguat.

“Ini benar-benar ini timing yang sangat tepat dan market sangat menguat. Ini moment baik. Di market sedang gencar ada rights issue, ada IPO saham-saham besar. Mungkin kalau ditunda persaingan pencarian modal akan semakin ketat. Sebaiknya sebelum akhir tahun ini,” paparnya.

Dia menambahkan, saat ini pasar modal di Indonesia sangat optimistis, demikian juga sektor sawit. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pasar modal juga naik tajam, dengan pertumbuhan investor dan potensi yang sangat besar ke depannya.

Baca juga: Bakal IPO, Mitratel Tawarkan 29,85 Persen Saham ke Publik

Kurniadi menjelaskan NSS berkomitmen mengelola sumber daya alam milik Indonesia semaksimal mungkin bermanfaat bagi masyarakat di dalam negeri, sejalan dengan kebijakan Pemerintah. Melalui IPO, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan perusahaan mengisi pasar dalam negeri, yang selama ini belum bisa dipenuhi karena kapasitas pabrik yang masih terbatas.

“Selagi masih ada perkembangan di dalam negeri, kami akan mengutamakan dalam negeri. Industri makanan, minyak goreng, biodiesel. Itu marketnya masih sangat luar biasa di dalam negeri. Selama itu bisa dukung, kami akan support dalam negeri,” jelas Kurniadi.

Di sisi lain, dalam menghadapi sentimen kampenya hitam, pihaknya terus berupaya untuk memenuhi sertifikat penerapan program lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG), yaitu ISPO dan RSPO).

“Memang awalnya (ESG) ada seperti extra cost, tetapi bukan extra cost. Seperti menambah cost, sebenarnya tidak. Itu bukan cost tetapi support kepada karyawan dan komunitas. Karyawan memiliki air bersih, menjadi sehat dan bisa bekerja dengan sehat, bahkan menjadi lebih produktif,” tegas Kurniadi.

Baca juga: IPO, Widodo Makmur Perkasa Tawarkan Saham di Kisaran Rp 160-Rp 220 Per Lembar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com