Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Bantah Tuduhan Terlibat Bisnis Tes PCR

Kompas.com - 02/11/2021, 15:38 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan disebut berada dalam lingkaran bisnis polymerase chain reaction (PCR).

Dugaan keterlibatan meraup keuntungan dari pengadaan tes Covid-19 ini bersumber dari dua perusahaan yakni PT Toba Sejahtera dan PT Toba Bumi Energi, yang di dalamnya masih terdapat kepemilikan saham Luhut.

Baca juga: Untuk Penumpang Pesawat, Wajib Tes PCR Tetap Berlaku Jika Belum Divaksin Dosis Lengkap

Kemudian, kedua perusahaan tersebut tertarik untuk berinvestasi di PT Genomerik Solidaritas Indonesia (GSI). GSI merupakan laboratorium yang bergerak menyediakan fasilitas testing Covid-19.

Benarkah Luhut telah merancang kebijakan penggunaan tes PCR sebagai syarat perjalanan agar mampu mendulang keuntungan?

Mengenai hal tersebut, Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi menepis keterlibatan Luhut dalam pengadaan alat kesehatan, seperti PCR, antigen, serta skrining Covid-19.

"Sama sekali tidak benar. ya begitulah kalau oknum sudah hati dan pikirannya ingin menjatuhkan orang lain. Orang ingin berbuat baik pun dihajar dengan segala cara. Ini akan membuat pihak-pihak yang ingin tulus membantu dalam masa krisis enggan," kata Jodi kepada Kompas.com, Selasa (2/11/2021).

Jodi menjelaskan bahwa Luhut hanya memiliki saham kurang dari 10 persen di Toba Bumi Energi, anak perusahaan Toba Bara Sejahtera.

Baca juga: Sandiaga Uno: Kunjungan Wisatawan ke Bali Berkurang karena Syarat Wajib PCR

"Jadi, Pak Luhut tidak memiliki kontrol mayoritas di TBS, sehingga kita tidak bisa berkomentar terkait Toba Bumi Energi," imbuh dia.

Dugaan Luhut terlibat bisnis alat tes Covid-19 bermula dari ajakan para bos perusahaan besar yakni PT Indika Energy Tbk dan PT Adaro Energy Tbk untuk berinvestasi di GSI, sebab pada masa awal pandemi, penyediaan tes Covid-19 masih sulit.

Jodi menyebut, ada 9 pemegang saham berinvestasi di GSI.

Namun, yayasan dari Indika dan Adaro adalah pemegang saham mayoritas GSI. Kendati demikian, Jodi pastikan tidak ada pembagian keuntungan yang diterima Luhut atas investasi di GSI.

"Sampai saat ini, tidak ada pembagian keuntungan dalam bentuk dividen atau bentuk lain kepada pemegang saham. Saya lihat keuntungan mereka malah banyak digunakan untuk memberikan tes swab gratis kepada masyarakat yang kurang mampu dan petugas kesehatan di garda terdepan," kata Jodi.

Baca juga: Promo Harga Tes PCR Lion Air, Garuda Indonesia, Citilink, dan Super Air Jet

"Kalau tidak salah lebih dari 60.000 tes yang sudah dilakukan untuk kepentingan tersebut, termasuk juga membantu di Wisma Atlet," imbuh dia.

Jodi memastikan, GSI tidak pernah kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ataupun mendapatkan dana dari pemerintah.

Justru GSI melakukan genomesequencing secara gratis untuk membantu Kementerian Kesehatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com