Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Biaya Angkut Kontainer Nasional Dinilai Masih Wajar

Kompas.com - 03/11/2021, 15:23 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Biaya pengangkutan kontainer atau freight domestik mengalami peningkatan. Kenaikan ini seiring dengan mulai pulihnya aktivitas perekonomian secara global.

Pengamat Kemaritiman Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Saut Gurning menilai, kenaikan tersebut masih wajar dan dibutuhkan oleh pelaku usaha pelayaran.

Menurutnya, penyesuaian biaya pengangkutan kontainer dalam negeri masih jauh lebih kecil dibanding biaya pengangkutan kontainer global, di mana sejumlah angkutan ekspor-impor mengalami kenaikan biaya ratusan hingga ribuan persen.

Baca juga: Menkop UKM Dorong Kabupaten Buleleng Ekspor Buah-buahan

Selain itu, industri pengangkutan kontainer dalam negeri disebut telah lama tidak melakukan penyesuaian harga, meskipun sejumlah biaya operasional merangkak naik.

"Jadi perusahaan pelayaran domestik itu sudah banyak berkorban selama pandemi ini. Kalau sekarang mereka melakukan penyesuaian freight ke beberapa pelabuhan tujuan, itu masih bisa dipahami," tutur Saut, dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Rabu (3/11/2021).

Saut mengatakan, efisiensi logistik sesungguhnya masih terbuka untuk dilakukan. Hal ini bisa dilakukan melalui pemangkasan biaya-biaya logistik di darat.

"Jika biaya-biaya di darat bisa lebih efisien, tentunya akan berdampak secara menyeluruh terhadap biaya logistik kita," kata Saut.

Baca juga: Jawab Kebutuhan Pasar Eropa, Anak Usaha Sido Muncul Ekspor Perdana Minyak Asiri ke Prancis

Berdasarkan data yang ia miliki, porsi biaya pelayaran kontainer relatif rendah terhadap total biaya logistik, yakni di kisaran 15 hingga 20 persen.

"Sementara komponen biaya terbesar justru ada di darat, hingga 50 persen," kata Saut.

Sebagai informasi, pemerintah saat ini tengah berupaya menekan biaya logistik, salah satunya melalui penerapan national logistic ecosystem (NLE).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, untuk memperkuat NLE, penguatan infrastruktur digital harus menjadi prioritas disamping pengembangan infrastruktur kapal dan pelabuhan.

Menurutnya, saat ini dunia sedang menghadapi ketidakseimbangan antara supply and demand dalam angkutan laut. Terutama terkait dengan ketersediaan kontainer yang terbatas.

Baca juga: Tekan Impor, Dua Produk Cangkul Lokal Sandang Predikat SNI

Sementara logistik kapal antarnegara terus meningkat permintaannya disaat masih banyak pelabuhan mengalami bottleneck akibat pandemi.

"Situasi ini harus dapat segera diantisipasi, termasuk oleh pelayaran domestik. Digitalisasi akan mendorong terciptanya efisiensi logistik," kata Airlangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com