Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarapan Pisang dan Ubi Rebus, Menteri Bahlil: Pemikiran Boleh Global, Selera Kampung...

Kompas.com - 05/11/2021, 19:10 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia turut mendampingi Presiden RI Joko Widodo, ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).

Melalui unggahan video Instagram miliknya, ia menampilkan sarapan paginya yang sederhana sebelum memulai aktivitasnya. Bahlil menyebut, hal tersebut merupakan menu sarapan keseharian di tanah kelahirannya Kabupaten Fakfak, Papua.

"Sarapan pagi saya hanya minum teh, terus makan pisang rebus, singkong sama patatas semua rebus. Kalau di Papua itu kan dulu yang makan beras itu hanya orang kaya atau PNS dapat jatah," ujarnya menunjukkan sarapannya kepada Juru Bicara Kementerian Investasi Tina Talisa dalam video itu, Jumat (5/11/2021).

Baca juga: Kepada Investor Asing, Bahlil Tawarkan Kemudahan Perizinan dan Biaya Murah

Mendengar hal itu, Tina berkelakar menyebut kepribadian pimpinannya selalu menempatkan berada di Fakfak. Meski di Abu Dhabi makanan yang disajikan beragam. Bahlil justru tetap memilih sarapan pagi yang biasa dia makan sedari kecil. "Jadi ini Abu Dhabi rasa Fakfak," canda Tina.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Bahlil Lahadalia (@bahlillahadalia)

Bahlil pun menyambung serta mengungkapkan bahwa orang tuanya merupakan pekerja tak tentu. Dengan kondisi itulah, orang tua Bahlil selalu memberikan makanan berupa rebus-rebusan tanpa nasi karena ketidakmampuan membeli beras.

"Kalau kita ini kan (keluarga Bahlil) ayah, ibu saya kerja serampanganlah. Jadi makanan kita tiap hari cuma ini (pisang, singkong, patatas rebus) sampai sekarang. Jadi kalau ditanya makanan yang saya suka apa, ya ini," ucapnya.

Kendati demikian, Bahlil dengan bijak berkata, meski dirinya merupakan pejabat publik tapi tetap tidak boleh melupakan asal kampung halaman. Karena semua capaian yang ia peroleh merupakan hanyalah amanah.

"Pemikiran kita boleh global, boleh mendunia. Tapi selera kita, selera kampung. Karena apa? Menurut saya ya, jabatan, harta, jabatan itu amanah, harta itu fasilitas. Bukan tujuan hidup," ucap Bahlil.

Baca juga: Bahlil Sebut Foxconn Beri Sinyal Investasi di RI untuk Kendaraan Listrik hingga Baterai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com