Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang KRL Diminta Pakai KMT untuk Hindari Antrean di Stasiun

Kompas.com - 07/11/2021, 16:14 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – KAI Commuter mengajak pengguna KRL untuk menggunakan Kartu Multi Trip (KMT) sebagai salah satu upaya terhindar dari antrean di stasiun.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menjelaskan, persiapan dan perencanaan perjalan penting terutama pada hari Senin esok.

Apalagi, awal pekan rutin menjadi hari dengan jumlah penumpang KRL terbanyak dibandingkan hari-hari lainnya.

Baca juga: Update Syarat Naik KRL untuk Orang Dewasa dan Anak-anak

“Menurut data yang tercatat, sepanjang bulan Oktober lalu total rata-rata pengguna KRL di hari Senin sebesar 404.486 pengguna,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (7/11/2021).

Data tersebut lebih tinggi 71 persen dibanding rata-rata total pengguna pada hari Minggu yaitu sebesar 237.000 pengguna.

Adapun jumlah volume pengguna KRL terbanyak pada hari Senin 25 Oktober, dengan jumlah 428.537 penumpang.

Sedangkan jumlah volume pengguna KRL terendah pada hari Minggu 17 Oktober yaitu sebanyak 224.673 penumpang.

“Dengan menggunakan KMT yang bersistem saldo, pengguna tidak perlu melakukan isi ulang kartu setiap hendak melakukan perjalanan naik KRL. Sehingga pengguna tidak perlu antre di vending machine maupun loket stasiun,” tandasnya.

Baca juga: Penumpang KRL Diminta Cek KRL Access dan Hindari Jam Sibuk

Selain untuk naik KRL, KMT juga dapat digunakan untuk membayar parkir di stasiun dan menggunakan KA Bandara serta sedang diuji coba untuk moda transportasi lain yaitu Transjakarta, MRT Jakarta, dan LRT Jakarta.

Jam sibuk KRL

Pergerakan pengguna KRL pada hari kerja terkonsentrasi pada jam-jam sibuk, yaitu pukul 06.00 – 08.00 WIB di pagi hari dan pada sore hari pukul 16.00 – 18.00 WIB.

Untuk itu, KAI Commuter telah mengoperasikan 999 perjalanan KRL per harinya dengan jam operasional mulai pukul 04.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB dan mayoritas perjalanan KRL beroperasi pada jam-jam sibuk.

“Untuk menghindari kepadatan dan antrean, para pengguna jasa juga dapat memanfaatkan akhir pekan ini maupun waktu-waktu di luar jam sibuk untuk naik KRL kembali ke lokasi aktivitasnya di hari kerja,” seru Anne Purba.

Ia menambahkan, KAI Commuter tetap menerapkan jaga jarak aman antar pengguna dengan membatasi jumlah orang yang dapat naik kereta untuk mengantisipasi kepadatan di dalam kereta.

Petugas akan melakukan antrean penyekatan di stasiun bila kondisi di dalam KRL sudah sesuai kuota. Pembatasan kapasitas pengguna KRL juga masih berlaku sesuai Surat Edaran Kementerian Perhubungan nomor 97 tahun 2021.

Baca juga: KMT KRL Kini Bisa Dipakai untuk Naik MRT, LRT, dan Transjakarta

“Informasi jadwal perjalanan, posisi KRL, dan kepadatan di stasiun dapat dilihat real time melalui aplikasi KRL Access,” bebernya.

Syarat naik KRL

Selain pengaturan operasional dan pembatasan kapasitas, KAI Commuter tetap menerapkan protokol kesehatan dengan mewajibkan pengguna KRL menggunakan masker ganda, mencuci tangan sebelum dan sesudah naik KRL, serta menjaga jarak.

“Calon pengguna KRL juga wajib menunjukan sertifikat vaksin baik melalui aplikasi, sertifikat secara fisik, maupun digital kepada petugas,” tegas Anne Purba.

KAI Commuter juga mengimbau kepada seluruh pengguna KRL untuk merencanakan perjalanan yang baik dan mengikuti berbagai protokol kesehatan yang berlaku agar bisa menciptakan transportasi KRL yang sehat, aman dan nyaman bagi para penggunanya selama masa pandemi ini.

Baca juga: Cara Naik MRT Jakarta 2021: Jadwal, Rute, dan Syarat Perjalanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com