Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Asuransi Tradisional atau Unitlink? Simak Dulu Bedanya

Kompas.com - 08/11/2021, 13:02 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memilih produk asuransi memang susah-susah gampang mengingat sudah banyak jenis dan prinsip pengelolaannya.

Ada asuransi tradisional atau asuransi murni, ada pula asuransi unitlink atau asuransi dua kantong.

Sebelum memilih asuransi untuk kebutuhanmu, ada baiknya kamu kenali dulu dua jenis asuransi tersebut.

Baca juga: 3 Risiko Ini Jadi Alasan Anda Harus Punya Asuransi

Sebab dalam beberapa fenomena yang muncul belakangan, banyak pemilik polis asuransi yang mengeluh dana simpanannya tergerus.

Nasabah kerap merasa dibohongi karena ketika mengajukan klaim, nilainya menyusut jika dibanding dengan pendebetan uang membayar polis setiap bulan.

Padahal, bisa saja asuransi yang dipilihnya adalah unitlink.

Lantas, apa bedanya jenis asuransi tradisional dengan unitlink?

Agency Program Head Allianz Life Indonesia, Aditya Sumirat mengatakan, unitlink adalah asuransi dua kantong, yakni kantong untuk proteksi dan kantong investasi.

Baca juga: Seberapa Perlu Setiap Orang Punya Asuransi?

Uang premi yang dibayarkan sebagian digunakan untuk membayar proteksi dan sebagian lagi ditempatkan untuk investasi.

"Unitlink itu kita bayar premi tapi preminya ada yang dikelola oleh perusahaan asuransi menjadi nilai investasi. Dan kalau kita butuh uang, kalau nilai tunai terbentuk, bisa kita tarik dan ambil," kata Aditya dalam media gathering, Senin (8/11/2021).

Unitlink, kata Aditya, termasuk dalam asuransi nilai tunai. Asuransi ini menghasilkan uang tunai karena sebagian premi ditempatkan pada instrumen investasi.

Tentu saja naik atau turun tergantung pada kondisi pasar saat itu.

"Asuransi dengan nilai tunai, itu ada manfaat nilai tunainya yang bisa kita manfaatkan atau bisa kita ambil. Jadi ada sebagian premi yang digunakan untuk membentuk nilai tunai dan bisa kita tarik," ucap Aditya.

Baca juga: Berapa Biaya Asuransi Rumah dan Rumus Perhitungannya?

Dalam asuransi unitlink, nasabah bisa memilih uangnya mau ditempatkan di instrumen investasi yang seperti apa, atau percaya sepenuhnya kepada manajer investasi.

Uang tersebut bisa ditempatkan di instrumen saham, pasar uang, obligasi, atau dicampur.

"Tapi ketika nanti saham jelek, itu saya bisa pindahkan atau switching ke instrumen lain. Kalau untung, untungnya punya siapa? Punya pemegang polis. Tapi kalau rugi, yang rugi siapa? Ya saya (pemegang polis) karena saya yang mengatur penempatan investasinya," jelas Aditya.

Sedangkan asuransi tradisional atau asuransi murni tidak ada fitur investasi. Artinya, uang premi yang dibayar setiap bulan betul-betul ditempatkan sebagai premi asuransi.

Jika terjadi risiko sakit, kecelakaan, atau meninggal dunia dalam jangka waktu tertentu selama asuransi masih aktif, maka uang yang dibayar untuk premi tiap bulan berfungsi sebagai uang perlindungan.

Baca juga: Bisnis Asuransi Perjalanan Diprediksi Bakal Mulai Cerah

"Gampangnya seperti kita bayar security di kantor atau rumah kita, kita tiap bulan kasih gaji ke satpam. Kalau enggak kemalingan pun, kita tetap bayar satpam. Itu ibaratnya seperti itu," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com